Organisasi hak asasi Amnesty International merilis laporan yang mengatakan serangan udara Amerika di Somalia menewaskan sedikitnya 14 warga sipil dalam dua tahun terakhir. Militer Amerika membantah tuduhan itu.
Laporan setebal 73 halaman itu, berjudul "Perang Tersembunyi Amerika di Somalia," berfokus pada kematian warga sipil akibat serangan udara Amerika yang dimaksudkan melemahkan kelompok militan al-Shabab.
Abdullahi Hassan, peneliti Amnesty International di Somalia mengatakan, “Laporan ini mencakup bukti yang bisa diandalkan bahwa setidaknya 14 warga sipil tewas dan delapan lainnya luka-luka hanya dalam lima dari lebih 100 serangan udara yang dilakukan di Somalia. Serangan-serangan udara itu terjadi di wilayah Lower Shabelle."
Penyelidik mendasarkan temuan itu pada keterangan saksi mata, gambar-gambar satelit, dan foto-foto yang diambil di wilayah itu setelah serangan.
Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di London itu mencatat, serangan udara Amerika di Somalia naik tiga kali lipat sejak awal 2017, ketika Presiden Donald Trump memberi militer wewenang lebih luas untuk menyerang target-target al-Shabab di Somalia selatan.
Dalam pernyataan hari Rabu (20/3), Komando Afrika Amerika, disingkat AFRICOM, yang melancarkan serangan militer di Somalia, berkoordinasi dengan pemerintah Somalia, membantah serangan-serangan udara itu menewaskan warga sipil. Sebagian dari pernyataan itu berbunyi, “AFRICOM melakukan upaya luar biasa untuk mengurangi kemungkinan korban sipil, dan selalu menahan diri adalah kebijakan.”
Peneliti Amnesty datang ke Somalia untuk berbicara dengan orang-orang di beberapa daerah yang menjadi sasaran serangan udara. Sesepuh Somalia Muumin Abdirahman mengungkapkan, warga sipil terjebak serangan-serangan itu, tidak bisa pergi ke mana-mana.
“Kami diberitahu, targetnya adalah al-Shabab tetapi kelompok tersebut hidup di antara orang-orang itu, dan warga sipil juga tinggal di antara mereka. Tidak ada strategi. Serangan udara ini dilakukan oleh orang yang tidak mengetahui wilayah itu dan penduduknya dan menjatuhkan bom. Bayangkan masalah yang ditimbulkan,” ujar Abdirahman.
Peneliti Amnesty, Hassan, mengatakan serangan udara yang sering dilakukan itu berdampak pada kehidupan rakyat.
Amnesty International, yang menyatakan serangan itu bisa dianggap sebagai kejahatan perang, mengimbau pemerintah Amerika agar menyelidiki dugaan kematian warga sipil itu. (ka)