Pentagon, atau departemen pertahanan Amerika sedang mempertimbangkan akan menarik hampir semua Pasukan Komando Amerika dari Niger dan menghentikan hampir semua operasi kontra-teroris di Afrika yang dilakukan oleh pasukan elitnya.
Para pejabat Pentagon mengatakan pada harian New York Times bahwa pos-pos militer Amerika di Kamerun, Kenya, Libya dan Tunisia juga akan ditutup kalau Menteri Pertahanan Jim Mattis menyetujui rencana itu. Tapi, kata laporan itu lagi, Amerika masih akan mempertahankan kehadiran militer yang besar di Nigeria dan Somalia.
Menurut New York Times, langkah itu adalah bagian dari pergeseran strategi Amerika dari melawan kelompok-kelompok pemberontak, dan akan memusatkan perhatian pada kemungkinan adanya pertempuran besar-besaran di negara tertentu.
Tapi peninjauan tugas-tugas itu terjadi setelah empat orang tentara Amerika tewas tahun lalu di Niger karena diserang militan. Pentagon mengatakan jatuhnya korban itu disebabkan kesalahan Pentagon.
Laporan New York times itu mengatakan, ratusan tentara Amerika yang tersebar di Afrika akan diberi tugas-tugas baru, tapi Jenderal Thomas Waldhauser, kepala Komando Afrika Amerika mengatakan kepada harian yang sama bahwa Amerika tidak akan menghentikan usahanya melatih pasukan lokal dalam melakukan operasi kontra-teroris.
Sebagian pejabat pertahanan Amerika menentang rencana penutupan pos-pos militer di Afrika, dan mengatakan tindakan itu bisa mengurangi pengaruh Amerika pada saat China dan Rusia sedang berusaha memperkuat kehadiran mereka.
Tapi seorang pejabat mengatakan pada New York Times bahwa negara-negara Afrika telah berhasil mengembangkan pasukan kontra-teroris yang tangguh dan banyak negara tidak membutuhkan kehadiran pasukan Amerika secara permanen. [ii]