Bertempat di Pusat Kebudayaan @america di Jakarta, Selasa (9/12) malam, diluncurkan film dokumenter tentang Raja Ampat, hasil kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Konservasi Internasional Indonesia.
Kepada pers Duta Besar Amerika Serikat, Robert Blake menegaskan Indonesia harus bersyukur telah diberikan kawasan dengan alam yang indah serta sumber daya laut yang sangat beragam.
Dubes Robert Blake mengatakan, Indonesia sudah dianugerahi dengan kekayaan alam dan kelautan yang terkaya diseluruh dunia, dan menurutnya tempat terbaik dari yang terbaik ada di Raja Ampat.
Ia menambahkan, seluruh elemen harus menjaga kawasan Raja Ampat dengan baik dan tidak dirusak hanya karena kepentingan-kepentingan sesaat. Pemerintah Amerika ditegaskannya, sangat mendukung upaya pemerintah Indonesia termasuk pemerintah daerah Papua Barat melestarikan Raja Ampat. Untuk itu, ia berpendapat meski kebijakan menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan merupakan hak pemerintah Indonesia, ia setuju pencurian ikan dihentikan.
"Sangatlah penting bagi seluruh negara untuk menghentikan pengkapan ikan secara ilegal," ujar Dubes Blake.
Pada kesempatan sama, Bupati Raja Ampat, Marcus Wanma mengatakan, pemerintah daerah Kabupaten Raja Ampat terus berupaya memberi pemahaman kepada masyarakat setempat untuk terus menjaga dan melestarikan kekayaan alam yang dimiliki Raja Ampat.
“Raja Ampat ditetapkan sebagai kabupetan bahari karena luas wilayah Kabupaten Raja Ampat ini 80 persen laut, saya selalu ingatkan masyarakat bahwa kita makan dan hidup itu dari laut, untuk itulah mari kita sama-sama menjaga, melestarikan laut dengan seluruh potensi sumber daya alam yang ada, kami juga mengeluarkan beberapa peraturan daerah yang melarang penangkapan secara liar, bom dan lain-lain sehingga ada rasa tidak akan melaksanakan kegiatan merusak lingkungan,” kata Marcus Wanma.
Sementara, Wakil Presiden Konservasi Internasional Indonesia, Ketut Putra menjelaskan ia bersama sejumlah relawan sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kawasan Raja Ampat sejak tahun 2004. Strategi yang dibangun adalah melibatkan masyarakat setempat mengelola kawasan Raja Ampat sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab.
“Sehingga mereka punya kapasitas mengelola sumber daya laut yang hebat dan sensitif ini menjadi asset capital yang akan mendatangkan benefit buat masyarakat dan pemerintah Raja Ampat, desain yang dibuat strateginya adalah membangun kawasan konservasi laut sebagai dasar, membangun misalnya perikanan berkelanjutan dan juga skim investasi untuk membangun pariwisata yang bertanggungjawab untuk seluruh Raja Ampat,” papar Ketut Putra.
Kawasan Konservasi Perairan Raja Ampat berlokasi di bagian ujung barat laut Provinsi Papua Barat. Menurut catatan pemerintah, perairannya yang kaya menyediakan sumber kehidupan dan mata pencaharian bagi sekitar 45 ribu penduduk yang tesebar di 15 desa. Saat ini laut Raja Ampat menjadi tujuan utama bagi para penyelam dunia.