Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond hari Senin (30/3) merilis pernyataan bersama yang mengatakan ada “indikasi menggelisahkan” bahwa proses penghitungan suara di Nigeria “kemungkinan dipengaruhi campur tangan politik.”
Mereka mengatakan pemerintah Amerika dan Inggris “akan sangat prihatin dengan setiap upaya untuk melemahkan independensi komisi pemilihan atau ketuanya ... atau dengan cara apapun mendistorsi kehendak rakyat Nigeria.”
Pernyataan itu tidak menyebutkan nama pihak atau individu tertentu, dan tidak ada tanggapan langsung dari pemerintah Nigeria atau partai-partai politik utama di sana.
Rakyat Nigeria hari Senin menunggu para pejabat pemilu menghitung seluruh surat suara dan mengumumkan hasil pemungutan suara dua hari yang akan menentukan presiden negara itu.
Komisi Independen Pemilihan Nasional Nigeria, INEC, hari Minggu mengatakan tengah hari Senin mereka akan memulai proses pengumpulan suara dari seluruh negara bagian.
Untuk memenangkan pemilu tanpa pemilihan babak kedua, seorang kandidat memerlukan mayoritas suara secara nasional, dan juga harus memperoleh sedikitnya 25 persen suara di dua pertiga dari 36 negara bagian dan ibukota.
Presiden Goodluck Jonathan, yang telah menjabat sejak tahun 2010 dan partainya Peoples Democratic Party, yang telah menguasai kursi kepresidenan sejak tahun 1999, menghadapi tantangan dari mantan pemimpin militer, Muhammadu Buhari, dari partai All Progressives Congress.