Pemeriksaan keabsahan para pemilih sedang berlangsung di Nigeria menjelang pemilihan nasional. Para pemilih di negara berpenduduk terbesar di Afrika ini akan memberi suara mereka dalam pemilu hari Sabtu (28/3) waktu setempat.
Semua pemilih harus melalui proses akreditasi atau keabsahan sebelum mencoblos Sabtu sore. Namun, proses ini awalnya berjalan lambat di beberapa daerah karena penundaan dan peralatan-peralatan pemilu yang tidak berfungsi, serta para petugas pemilu datang terlambat.
Ini pertama kalinya Nigeria menggunakan alat pembaca kartu biometrik dan dilaporkan kartu-kartu tersebut mengalami kesulitan membaca sidik jari pemilih.
Komisi Pemilihan Nasional Independen Nigeria berharap dapat mencegah penipuan dengan menggunakan sistem identifikasi biometrik pemilih. Pemilu sebelumnya ternodai tuduhan kecurangan suara. Kekerasan setelah pemilu tahun 2011 mengakibatkan kira-kira 800 orang tewas.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan partai PDP yang berkuasa menghadapi tantangan berat dari partai oposisi APC dan calon presidennya, mantan pemimpin militer Muhammadu Buhari. Jajak pendapat menunjukkan persaingannya sangat ketat menjelang hari pemilihan.
Presiden Jonathan, usia 57 tahun, adalah penganut agama Kristen dari daerah minyak Delta Niger di Nigeria selatan, sementara Jenderal purnawirawan Buhari, usia 72 tahun adalah seorang warga Muslim dari wilayah Nigeria utara.
Awal pekan ini, baik Presiden Jonathan dan Jenderal purnawirawan Buhari bertekad untuk menghormati hasil pemilu itu asalkan berlangsung "bebas, adil dan dipercaya."