Tautan-tautan Akses

China Laporkan 254 Kematian Baru Terkait Korona


Seorang pekerja medis mengenakan pakaian pelindung khusus, memindahkan pasien virus korona baru dengan kursi roda di sebuah rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China 10 Februari 2020. (Foto: China Daily via REUTERS)
Seorang pekerja medis mengenakan pakaian pelindung khusus, memindahkan pasien virus korona baru dengan kursi roda di sebuah rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China 10 Februari 2020. (Foto: China Daily via REUTERS)

Pihak berwenang di provinsi Hubei, China, melaporkan 254 kematian baru terkait wabah virus korona. Mereka juga mengumumkan peningkatan besar jumlah kasus baru virus itu.

Sejumlah pejabat kesehatan di Hubei mengatakan, mereka mengubah metoda deteksi mereka dari tes laboratorium ke pemindaian tubuh lewat sistem komputer. Perubahan metode deteksi ini meningkatkan jumlah total kasus yang dikukuhkan menjadi sekitar 60.000.

Wabah yang telah berlangsung dua bulan di Hubei sejauh ini telah menewaskan 1.367 orang.

Pengumuman mengenai korban tewas terbaru ini muncul setelah China, sehari sebelumnya, mengatakan bahwa jumlah kasus baru menurun pada hari kedua berturutan.

Kepada kantor berita Reuters, Kamis (13/2/2020), juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan peningkatan jumlah kasus baru mencerminkan "definisi yang lebih luas" dari diagnosis virus korona dan bahwa WHO ingin China memberi "penjelasan lebih lanjut" tentang metodologi baru itu.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, mengatakan kepada wartawan di Jenewa pada Kamis bahwa angka baru yang lebih tinggi "tidak mewakili perubahan signifikan dalam perjalanan wabah," melainkan "perubahan dalam cara kasus itu dilaporkan."

Wabah itu juga telah mengakibatkan pemecatan ketua Partai Komunis yang berkuasa di Hubei, Jiang Chaoliang, hanya beberapa hari setelah dua pejabat kesehatan tertinggi di provinsi itu dihentikan dari jabatan mereka.

Kantor berita pemerintah Xinhua mengatakan, mantan walikota Shanghai Ying Yong akan menggantikan Jiang, yang dikecam publik karena penanganannya yang buruk terhadap wabah virus COVID-19. [ab/uhka]

XS
SM
MD
LG