Pada malam terakhir Konvensi Nasional Partai Demokrat, para delegasi bersemangat untuk membuat sejarah.
Chelsea Clinton, putri presiden ke-42, memperkenalkan ibunya yang berharap menjadi presiden ke-45.
"Saya memilih pejuang yang tidak pernah menyerah dan yang yakin bahwa kita selalu bisa melakukan yang lebih baik bila kita bersatu dan berusaha bersama," kata Chelsea.
Di kota yang dibuat terkenal oleh para pendiri Amerika itu, Hillary Clinton menjadi sorotan karena menorehkan sejarah sebagai perempuan pertama yang menjadi calon presiden dari sebuah partai besar.
"Teman-teman, dengan kerendahan hati, tekad dan keyakinan tanpa batas akan janji Amerika, saya menerima pencalonan diri sebagai Presiden Amerika Serikat," ujar sang capres.
Menyinggung kampanye sulit yang akan dijalaninya, Clinton secara terang-terangan menarget orang yang menjadi saingannya pada pemilu November, Donald Trump dari Partai Republik.
"Bayangkan ia berada di kantor presiden dan sedang menghadapi krisis yang sesungguhnya. Orang yang mudah terpancing lewat pesan Twitter bukanlah orang yang bisa kita percaya memegang kendali senjata nuklir," kata Clinton.
Clinton berjanji akan fokus untuk menciptakan pekerjaan dan menumbuhkan ekonomi, serta bertekad akan berusaha mewujudkan persatuan nasional jika terpilih.
"Ayo kita bersama menjadi lebih kuat, teman-teman sesama warga Amerika, menyongsong masa depan dengan keberanian dan keyakinan, membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak kita yang tercinta dan negeri kita yang tercinta. Ketika kita melakukannya, Amerika akan lebih jaya lagi. Terimakasih dan semoga Tuhan memberkati Amerika Serikat," akhirnya.
Setelah itu suaminya Bill, putrinya dan calon wakil Presiden pilihannya, Senator Virginia Tim Kaine, bergabung bersama Hillary Clinton di panggung.
Apa yang menjadi fokus konvensi Partai Demokrat tidak membuat Trump berhenti berkampanye. Trump mempromosikan dirinya sebagai agen perubahan pada kampanye di Iowa.
"Kita tidak bisa membiarkan Obama tetap berkuasa selama empat tahun lagi, karena pada dasarnya Hillary Clinton si pembohong adalah kelanjutan Obama. Kita tidak bisa membiarkan Obama berkuasa empat tahun lagi," kata Trump.
Analis Wall Street Journal Gerald Seib mengatakan, dengan berakhirnya konvensi kedua partai, perhatian kini terfokus pada dua kandidat presiden yang memiliki dukungan rendah dari para pemilih.
"Kemungkinan akan sangat kacau, kemungkinan akan sangat buruk, kemungkinan tidak akan menyenangkan," ujar Seib. "Saya kira, suka atau tidak, dan saya sendiri tidak suka, kampanye kali ini akan mengenai bagaimana meyakinkan para pemilih untuk menentang calon saingan, untuk tidak memilih calon saingan itu. Ini mau tidak mau menciptakan kampanye yang buruk."
Dukungan terhadap Trump terdongkrak setelah Konvensi Partai Republik pekan lalu, dan kini Clinton dan Partai Demokrat berharap memperoleh pengaruh serupa. [ab/lt]