Para pembantu rumah tangga asal Indonesia di Malaysia mungkin akan segera mendapat jaminan libur satu hari setiap pekannya, sementara para pemimpin kedua negara berusaha untuk memperbaiki kondisi kerja pembantu rumah tangga.
Perdana Menteri Najib Razak menandatangani sebuah kesepakatan dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono hari Selasa ini untuk memberi satu hari libur bagi pembantu rumah tangga, meskipun mereka masih bekerja dengan upah minimum.
Sebelumnya, Indonesia melarang para pembantu rumah tangga untuk bekerja di Malaysia sejak Juni lalu, karena khawatir mereka diperkerjakan secara berlebihan dan dianiaya secara fisik.
Ada sekitar 300.000 pembantu rumah tangga asal Indonesia yang kini bekerja di Malaysia.
Sebelumnya tahun ini sebuah laporan dari kelompok HAM Amnesty International mengatakan, banyak pekerja dibujuk ke Malaysia oleh para agen kerja yang memberlakukan biaya pemrosesan tinggi. Namun segera setelah mereka tiba di negara itu, mereka mendapati telah ditipu mengenai pekerjaan dan bayaran.