Tautan-tautan Akses

Kelompok Pakar PBB Serukan Pembebasan Aktivis HAM Amerika Keturunan Kamboja


FILE - Theary Seng mengenakan kostum menyerupai Patung Liberty, berdiri di depan Pengadilan Kota Phnom Penh sebelum ditangkap pada 14 Juni 2022. (Hul Reaksmey/VOA Khmer)
FILE - Theary Seng mengenakan kostum menyerupai Patung Liberty, berdiri di depan Pengadilan Kota Phnom Penh sebelum ditangkap pada 14 Juni 2022. (Hul Reaksmey/VOA Khmer)

Sebuah kelompok pakar PBB menyerukan pembebasan segera seorang aktivis HAM Amerika keturunan Kamboja. Mereka mengatakan bahwa penyelidikan yang dilakukan menyimpulkan penahanan terhadap aktivis itu dilakukan secara sewenang-wenang sehingga melanggar hukum internasional.

Theary Sheng yang sewaktu ditangkap berprofesi sebagai pengacara, dihukum atas dakwaan berkonspirasi untuk melakukan pengkhianatan dan sejumlah dakwaan lainnya tahun lalu. Namun Kelompok Kerja PBB tentang Penahanan Sewenang-wenang mengatakan dalam putusan Rabu malam (12/7), bahwa ia pada kenyataannya dihukum karena "membuat dua posting di Facebook yang mengkritik Hun Sen” perdana menteri otokratis Kamboja.

FILE: Theary Seng (kanan), kepala Pusat Pembangunan Sosial di kantornya di Phnom Penh, 20 Januari 2008. (TANG CHHIN SOTHY / AFP)
FILE: Theary Seng (kanan), kepala Pusat Pembangunan Sosial di kantornya di Phnom Penh, 20 Januari 2008. (TANG CHHIN SOTHY / AFP)

Putusan pengadilan itu dikeluarkan lebih dari seminggu sebelum pemilihan umum Kamboja, di mana Hun Sen, yang telah berkuasa selama 38 tahun, dan Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa, hampir dijamin menang telak. Partai Cahaya Lilin, satu-satunya pesaing kuat yang kredibel, dilarang secara teknis untuk ikut serta dalam pemungutan suara oleh Komite Pemilihan Nasional.

Situasinya mirip dengan pemilihan umum 2018, ketika Partai Penyelamatan Nasional Kamboja yang populer dibubarkan beberapa bulan sebelum pemungutan suara oleh keputusan pengadilan kontroversial yang menuduh partai itu merencanakan penggulingan pemerintah.

Pengadilan Kamboja secara luas diyakini berada di bawah pengaruh Hun Sen, dan kelompok-kelompok prodemokrasi secara reguler mengkritik pemerintahnya karena membungkam setiap oposisi.

Theary Seng dijatuhi hukuman enam tahun penjara Juni lalu dalam sebuah persidangan, bersama dengan puluhan anggota Partai Penyelamatan Nasional Kamboja, terkait upaya gagal pemimpin partai itu untuk kembali dari pengasingan pada 2019.

Pihak berwenang Kamboja memblokir kepulangan Sam Rainsy, ketua partai itu, dan menuduh bahwa 60 terdakwa terlibat dalam pengaturan perjalanannya, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Theary Seng dan para terdakwa lainnya.

Theary Seng melarikan diri dari Kamboja sewaktu masih anak-anak setelah kedua orang tuanya terbunuh dalam aksi genosida Khmer Merah, dan dibesarkan di Michigan. Ia kembali ke Kamboja pada tahun 2004 untuk mendirikan dua LSM yang berfokus pada HAM dan partisipasi sipil. [ab/uh]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG