Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan libur lebaran membuka peluang bagi kebangkitan pariwisata di daerah. Berdasarkan survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Perhubungan diperkirakan sebanyak 85,5 juta orang akan mudik atau pulang ke kampung halaman dalam libur lebaran. Dari jumlah itu, Kemenparekraf memperkirakan lebih dari separuhya akan mengunjungi destinasi wisata favorit di daerah utamanya pada libur hari raya Idulfitri dan sepuluh hari pascalebaran.
“Dari total pemudik ini, bila situasi normal dan terkendali, dan mudah-mudahan semua patuh terhadap protokol kesehatan, maka ini ada potensi pasar di depan kita dari delapan puluh juta pemudik, kurang lebih 48 hingga 56 juta kunjungan wisatawan nusantara,” papar Sandiaga Uno dalam Temu Media Mingguan, Senin (11/4) di kanal YouTube Kemenparekraf.
Estimasi jumlah wisatawan nusantara atau wisatawan domestik itu, menurut Sandiaga, tiga kali lipat kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 16 juta pada tahun 2019 silam.
“Saya akan mengingatkan sekarang, saya garis bawahi, ini pasti akan penuh karena sudah dua tahun kita ada dalam situasi pandemi. Kita ingin betul-betul pariwisata ini bisa menjadi tatanan kenormalan baru pascapandemi dengan menghadirkan peluang ekonomi baru,” ujar Sandiaga yang juga mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan.
Potensi Lonjakan Peredaran Uang Tunai
Direktur Kajian Strategis, Kemenparekraf, Wawan Rusiawan mengatakan ada potensi kenaikan 20 persen terhadap peredaran uang tunai di tengah masyarakat saat Ramadan, mudik dan libur lebaran.
“Ini sebagai contoh saja, penarikan uang tunai terakhir terakhir, Ramadan itu sekitar 15,4 triliun per hari. Jadi ini data pada tahun lalu,” kata Wawan Rusiawan.
Menurut Wawan, dengan besarnya jumlah pemudik tahun ini dapat memberikan dampak positif pada perekonomian di daerah, termasuk pada laku terjualnya produk ekonomi kreatif seperti kuliner, serta kriya atau kerajinan tangan yang dibeli sebagai oleh-oleh di tempat-tempat wisata yang akan dipadati oleh wisatawan nusantara.
Kenaikan Tingkat Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Bali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan relaksasi kebijakan yang dilakukan secara bertahap oleh pemerintah Indonesia sejak awal Maret 2022 terkait pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) semakin meningkatkan kunjungan wisatawan luar negeri yang saat ini masih didominasi warga Australia. Beberapa relaksasi kebijakan itu seperti bebas karantina, peniadaan tes usap PCR saat kedatangan, serta perluasan visa on arrival atau visa kunjungan saat kedatangan, bagi 43 negara termasuk Australia.
“Sekarang wisatawan mancanegara bisa lebih leluasa berkegiatan pariwisata dan tentunya ini juga akan mendorong kebangkitan dan kepulihan ekonomi kita,” kata Sandiaga.
Hingga 3 April 2022, tercatat terdapat 12 ribu kunjungan wisatawan dari Australia dengan tujuan utama ke Pulau Bali. Minat kunjungan ke Bali oleh warga Australia diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa pekan ke depan jelang libur paskah di negara itu.
Indonesia menargetkan tingkat kunjungan sebanyak 1,4 juta wisatawan dari Australia di tahun 2022 ini.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam siaran pers, Senin (11/4) mengupayakan meningkatkan aksesibilitas terutama layanan penerbangan guna mengantisipasi tingginya minat kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Hal itu dilakukan dengan mendorong agar rute penerbangan dari beberapa negara yang menuju Australia seperti Doha, Istanbul, dan Dubai didorong untuk dapat transit di Bali terlebih dahulu, baru ke Australia. Harapannya dengan rute transit di Bali dapat mendorong jumlah wisatawan mancanegara dari negara lain untuk mampir beberapa hari di Bali sebelum melanjutkan perjalanan ke Australia dari Bali.
Pandemi COVID-19 nyaris melumpuhkan dunia pariwisata sehingga sangat berdampak terhadap perekonomian Bali. Tingkat pertumbuhan ekonomi Bali sempat minus hingga 12,21 persen di kuartal IV tahun 2020. [yl/em]