Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menempatkan militernya dalam siaga tinggi dan bersiap-siap menghadapi konfrontasi di kawasan-kawasan garis depan hari Jumat menyusul baku tembak artileri antara Korea Utara dan Selatan di dekat perbatasan.
Setelah pertemuan darurat dengan Komisi Militer Pusat Korea Utara, Kim Jong Un menyatakan unit-unit garis depan akan “memasuki keadaan perang” mulai jam 5 sore waktu setempat Jumat, demikian menurut kantor berita Pemerintah Korea Utara (KCNA).
Pyongyang membuat deklarasi-deklarasi serupa pada masa lalu, termasuk ketika ketegangan meningkat pada tahun 2010 dan 2013. Kedua negara secara teknis sebetulnya masih berperang karena gencatan senjata yang mengakhiri konflik mereka pada tahun 1950-an tidak ditindaklanjuti dengan perjanjian perdamaian.
Di Beijing Jumat, Duta Besar Korea Utara untuk China mengadakan konferensi pers sore hari di mana ia mengulangi peringatan tentang batas waktu hari Sabtu. Dia mengatakan bahwa Korea Utara adalah negara yang bertindak, bukan kata-kata saja.
Ketika ia ditanya bagaimana pendapat China tentang ketegangan yang meningkat itu, katanya pertanyaan tersebut tidak relevan.