Korea Utara memperingatakan Korea Selatan agar menghentikan penyiaran propaganda anti-Korea Utara dari seberang perbatasan melalui pengeras suara sebelum hari Sabtu (22/8), kalau tidak, akan menghadapi tindak balasan militer yang kuat.
Wakil dutabesar Utara di PBB, An Myong Hun, mengatakan kepada para wartawan di New York bahwa angkatan darat tidak omong-kosong.
An mengatakan siaran propaganda itu merupakan “tindak perang yang terbuka” dan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah memerintahkan pasukan dekat zona bebas militer memasuki “keadaan seperti perang.”
Pasukan Amerika dan Korea Selatan telah melanjutkan latihan militer bersama setelah terhenti, yang sangat jarang terjadi. Seorang pejabat Pentagon mengatakan hari Jumat latihan itu dihentikan pekan ini setelah tembak-menembak artileri antara Utara dan Selatan di ujung barat perbatasan yang memisahkan kedua Korea.
Asisten Menteri Pertahanan Amerika David Shear mengatakan para pejabat Amerika ingin berkoordinasi dengan Korea Selatan setelah tembak-menembak artileri antara Utara dan Selatan.
“Ketika peristiwa seperti ini terjadi, kita berbicara dengan Republik Korea untuk memperoleh fakta yang benar mengenai apa yang telah terjadi dan membicarakan bagaimana kita akan menanggapinya.”
Shear tidak mau memberi rincian lain, tetapi mengatakan pasukan Amerika di Korea memasuki latihan itu dalam keadaan siaga dan masih tetap demikian.
Ketegangan meningkat sebelumnya bulan ini ketika Korea Selatan menuduh Utara memasang ranjau darat yang meledak dekat perbatasan dua minggu lalu, melukai dua tentara Korea Selatan. Korea Utara menuduh Selatan berusaha memancing perang.