Presiden Sri Lanka hari Sabtu (27/10) membekukan parlemen meskipun perdana menteri yang dipecatnya sehari sebelumnya mengklaim memiliki dukungan mayoritas.
Juru bicara ketua parlemen Sri Lanka, Chaminda Gamage mengukuhkan bahwa Presiden Maithripala Sirisena telah membekukan parlemen hingga 16 November mendatang.
Pembekuan dilakukan meskipun Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, yang telah dipecatnya, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia dapat mempertahankan dukungan mayoritas di parlemen.
Sirisena memecat Wickremesinghe dan kabinetnya, Jumat (26/10) dan menggantikannya dengan Mahinda Rajapaksa, sehingga menciptakan apa yang oleh banyak pengamat dinilai sebagai memuncaknya krisis konstitusional di negara itu. [em]