Perdana Menteri China Li Keqiang hari Senin (12/11) menekankan perlunya perdagangan bebas ketika ia melihat kemiripan antara China dan Singapura, yang telah sejak lama menjadi pusat perdagangan di kawasan itu.
“China dan Singapura memiliki hubungan kerjasama khusus karena ada pertukaran budaya dan sumber daya manusia diantara kedua negara,” ujar Li. Ditambahkannya, “Kami sama-sama menjaga multilaterisme dan perdagangan bebas. Kami juga mempertahankan perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.”
Li melawat ke Singapura minggu lalu dimana ia menyampaikan pidato tentang hubungan dan pembangunan kawasan Singapura-China, dan ikut serta dalam KTT ASEAN.
China sedang terlibat perang dagang dengan Amerika, dan kedua negara telah sama-sama saling memberlakukan tarif miliaran dolar terhadap sebagian besar barang impor.
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong hari Senin (12/11) mengatakan lawatan Li Keqiang ini tepat 40 tahun setelah lawatan pemimpin China Deng Xiaoping.
Sejak saat itu kedua negara telah bekerjasama dalam serangkaian proyek, termasuk Suzhou Industrial Park dan Tianjin Eco-city. Lee mengatakan China dan ASEAN “memiliki kepentingan yang sama dalam menegakkan ketertiban kerjasama multilateral yang terbuka dan berdasarkan aturan hukum.”
“Singapura dan China adalah mitra yang memiliki pandangan yang sama dalam banyak hal, meskipun ada perbedaan kondisi dan kendala,” tambah Lee.
“Saya percaya kita dapat terus memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini untuk saling melengkapi, meningkatkan kerjasama dan memastikan berkembangnya kemitraan kita seiring perjalanan waktu,” imbuhnya.
China dan Singapura hari Senin menandatangani 11 nota kesepahaman. Keduanya meningkatkan skala perjanjian perdagangan bebas dan kerjasama dalam perencanaan dan pengembangkan kota. (em)