Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov mengupayakan diakhirinya serangan selama beberapa minggu ini terhadap Aleppo, kota di Suriah utara, yang dibombardir serangan udara pemerintah yang didukung Rusia. Namun hari Jumat (14/10) Lavrov mengatakan tidak memiliki "harapan khusus" atas putaran terakhir perundingan diplomatik itu.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional terkemuka hari Sabtu menyerukan gencatan senjata 72 jam di kawasan timur Aleppo, yang menjadi target serangan itu, guna memungkinkan orang yang sakit dan terluka dievakuasi, dan supaya makanan dan bantuan medis bisa masuk ke daerah terkepung itu.
Ratusan ribu warga sipil terperangkap di Aleppo, yang tampaknya telah menjadi sasaran utama dalam perang lima tahun di Suriah. Pemberontak menguasai bagian timur sedangkan militer Suriah menguasai bagian lain kota tersebut.
Amerika dan sekutu Baratnya menuduh Rusia dan sekutunya, Suriah, melakukan kejahatan perang karena mengebom rumah-rumahsakit dan konvoi bantuan PBB di dan sekitar Aleppo selagi mereka menarget pemberontak Suriah yang hendak mendongkel Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Suriah dan Rusia mengatakan hanya menarget militan. Sementara mengebom oposisi, pasukan Suriah dan Rusia menyerang warga sipil, termasuk banyak anak-anak. Rusia membantah menyerang warga sipil, dan menyatakan hanya menarget "teroris," istilah yang digunakan Rusia dan Suriah untuk oposisi.
Belum diketahui jumlah yang tewas. Tim penyelamat terus mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang hancur. [ka]