Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa-Uni Afrika di Darfur (UNAMID), hari Kamis (31/12) mengakhiri upaya penjaga perdamaiannya selama 13 tahun di wilayah Sudan yang luas itu meskipun bentrokan kekerasan baru-baru ini memicu ketakutan penduduk akan konflik baru.
Pertempuran meletus di Darfur pada tahun 2003, ketika pemberontak etnis minoritas bangkit melawan pemerintah yang didominasi Arab di Khartoum. Pemerintah kemudian menanggapinya dengan merekrut dan mempersenjatai milisi terkenal yang didominasi Arab, yang juga dikenal sebagai Janjaweed.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, total 300.000 orang tewas dan 2,5 juta mengungsi akibat konflik tersebut.
"Hari terakhir UNAMID adalah malam ini, pada tengah malam," kata ketua tim UNAMID di kantor Darfur, Islam Khan. "UNAMID tidak akan memiliki mandat melakukan perlindungan apa pun setelah 31 Desember 2020."
Misi itu mengatakan pemerintah Sudan "akan mengambil alih tanggung jawab untuk perlindungan warga sipil di daerah itu."
Konflik getir di Darfur sebagian besar telah mereda dalam beberapa tahun terakhir. Penguasa lama yang otoriter, Omar al-Bashir yang digulingkan tahun lalu sedang menjadi buronan Pengadilan Kriminal Internasional atas dugaan genosida dan kejahatan lainnya di wilayah barat kawasan itu. [my/jm]