Muslim di seluruh dunia menyambut datangnya Idulfitri pada Kamis, 13 Mei dengan salat Id berjemaah sambil mematuhi berbagai pembatasan terkait pandemi virus corona. Di beberapa wilayah, perayaan itu diwarnai konflik dan kekerasan.
Di Jakarta, ribuan Muslim menggelar salat Id di halaman Masjid Agung Al Azhar. Masjid ini menjadi salah satu sasaran jemaah karena masjid Istiqlal tidak menggelar salat Id.
Selepas salat, jemaah mengungkapkan.
"Tahun ini terasa berbeda karena tahun lalu saya merasakan salat Id di rumah. Jadi, punya kesempatan bisa salat Id di lapangan bersama keluarga dan yang lain, luar biasa. Saya happy," kata Faradina.
Sementara Rio Reynaldo berkomentar, "Hati ini untuk melaksanakan salat Id lapangan, tidak bisa dibendung. Kekhawatiran tetap ada tetapi saya dan keluarga selalu mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah."
Banyak masjid yang tutup karena khawatir menjadi tempat perebakan virus sehingga Muslim pergi ke tanah-tanah lapang untuk menggelar salat Id atau datang ke masjid-masjid yang lebih kecil.
Di Depok, jemaah memakai masker dan membersihkan tangan sebelum masuk ke masjid untuk salat Id. Di pintu masuk terpampang poster yang mengurai enam langkah yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia untuk mencegah penyebaran COVID-19, sebagai pengingat bahaya virus corona.
Pemerintah melarang mudik. Dan gubernur Jakarta memerintahkan mal-mal, restoran, dan tujuan wisata, yang biasanya padat oleh orang yang merayakan lebaran, tutup.
Di ibukota Kamboja, Phnom Penh, Muslim melaksanakan salat Id di pinggir sungai Mekong karena masjid di sana tutup untuk mencegah penularan Covid-19.
Di Gaza, kegembiraan Idulfitri tahun ini berubah menjadi duka sementara ketegangan meningkat antara Israel dan Palestina. Sedangkan di Yerusalem, ratusan orang salat Id di masjid Al-Aqsa, yang beberapa hari lalu menjadi lokasi bentrokan antara polisi Israel dan pemuda Palestina di tengah kemarahan yang meningkat atas potensi penggusuran warga Palestina dari rumah-rumah di atas tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
Di Afghanistan, Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari untuk Idulfitri hanya beberapa hari setelah serangan bom menewaskan 80 orang, kebanyakan dari mereka adalah siswi sekolah.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melakukan salat di istana presiden. Dalam pidatonya, ia meminta Taliban untuk memilih perdamaian atau kehancuran.
Di beberapa kota di Timur Tengah, Muslim menggelar salat Id dengan tetap mematuhi protokol Kesehatan. Di Beirut, Lebanon, jemaah membludak sampai ke jalan-jalan dan gang-gang di sekitar masjid. Mereka mengaku rindu untuk salat Id karena tidak bisa melakukannya tahun lalu akibat pandemi.
Salat Id juga digelar di Saudi Arabia dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan. Stasiun TV Saudi menayangkan gambar Raja Salman salat di kawasan yang akan menjadi megacity NEOM. Salat Id juga dilakukan kembali di Makkah dan Madinah setelah tahun lalu ditiadakan.
Di Mosul, Irak, yang rusak parah akibat perang yang panjang antara pasukan Irak dan ISIS, jemaah salat di antara puing-puing masjid al-Masfi dari abad ke-7 yang bersejarah. Ini pertama kali salat Id diadakan lagi di sana. Sekelompok sukarelawan berharap doa yang dipanjatkan pada hari yang fitri akan memperkuat seruan mereka agar Kota Tua itu dibangun kembali.
Pertemuan keluarga dilarang dan masjid-masjid ditutup di Tunisia sebagai bagian dari parsial lockdown selama seminggu yang dimulai hari Minggu.
Di ibukota Kongo, Kinshasa, dua kelompok jemaah yang bersaing untuk menduduki jabatan di komunitas Muslim, bentrok di luar Stadion Martir. Padahal, mereka datang ke sana untuk salat Id dan menunjukkan persatuan. Kurang dari 5% dari 90 juta penduduk Kongo adalah Muslim.
Di alun-alun kota Tirana, ribuan Muslim Albania salat Id tanpa menjaga jarak fisik dan hanya sebagian kecil yang memakai masker. [ka/lt]