Tautan-tautan Akses

Negara Bagian West Virginia Secara Konsisten Dukung Trump di Pilpres AS


Donald Trump berbicara dalam sebuah rapat umum di kota Charleston, West Virginia (foto: dok).
Donald Trump berbicara dalam sebuah rapat umum di kota Charleston, West Virginia (foto: dok).

Tak jauh dari Washington DC, negara bagian West Virginia yang terletak di pedesaan selama sebagian besar abad ke-20 merupakan kubu Demokrat. Namun sekarang negara bagian ini menjadi kubu Partai Republik, yang memberikan kemenangan besar bagi mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2016 dan 2020.

Pada akhir musim panas di sebuah kota wisata di West Virginia, keluarga-keluarga di negara bagian ini bersenang-senang sebelum kembali ke sekolah dengan suhu yang lebih sejuk. Namun pikiran mereka beralih ke perubahan dramatis dalam pemilihan presiden - dari Joe Biden ke Kamala Harris.

“Ia akan menarik banyak suara perempuan, suara minoritas untuk memilihnya, tetapi tidak ada substansi di sana. Ia tidak punya apa-apa untuk dicalonkan, tidak punya rekam jejak untuk dicalonkan,” kata John Lynch seorang warga di sana.

West Virginia secara konsisten memberikan kemenangan terbesar bagi mantan Presiden Donald Trump. Namun para pemilih di sini khawatir dengan pemilu 2024.

Channell DeCroix seorang pemilih di West Virginia mengatakan, “Ini membuat saya cemas, karena, sejujurnya, saya adalah pendukung Trump, tapi saya kira semua orang yang tadinya tidak yakin (belum menentukan pilihan, red.), sekarang akan memilih Kamala.”

Negara bagian yang terletak di pedalaman ini memainkan peran penting dalam politik nasional berkat satu-satunya pejabat Demokrat terpilih, Senator Joe Manchin, yang beralih menjadi calon independen pada awal tahun ini. Ia berperan penting dalam meloloskan sejumlah legislasi penting untuk pemerintahan Biden.

Namun, dengan pensiunnya Manchin tahun ini, Partai Republik hampir dipastikan merebut kursi Senat dengan Gubernur Jim Justice yang populer mencalonkan diri untuk kursi tersebut.

Marty Gearheart, Ketua Fraksi Partai Republik di DPRD West Virginia, mengatakan, “Kita menambang batu bara, dan telah terjadi serangan terhadap batu bara, dan Gubernur Justice memiliki tambang batu bara, jadi kita berharap industri ini dilindungi.”

Banyak pemilih yang menyalahkan Partai Demokrat atas kemerosotan industri utama West Virginia, yaitu pertambangan batu bara. Namun, para anggota Partai Demokrat dari West Virginia dalam konvensi nasional baru-baru ini di Chicago berusaha mengubah persepsi tersebut.

Troy Miller adalah delegasi Partai Demokrat dari West Virginia. “Hal ini secara langsung disebabkan oleh otomatisasi, karena para bos batu bara mengotomatisasi pekerjaan mereka dan beralih ke pertambangan permukaan daripada pertambangan bawah tanah. Ini adalah kambing hitam yang pas untuk menyalahkan peraturan lingkungan," tukasnya.

Penentang Justice dari Partai Demokrat, Glen Elliott, kepada para pemilih mengatakan bahwa kontrol Partai Republik tidak baik untuk ekonomi atau pertumbuhan negara bagian itu.

“Kita harus mendorong usaha kecil dengan cara-cara yang selama ini tidak terjadi. Dan kita harus mempertahankan kaum muda kita di sana. Badan legislatif negara bagian kita terus mengesahkan undang-undang yang sangat ketat seperti larangan aborsi, seperti undang-undang anti-LGBTQ yang pada dasarnya mengirimkan pesan kepada kaum muda bahwa kami tidak menginginkan Anda di sini,” ujar Elliott.

Namun di negara bagian yang sangat pro-Trump ini, sebagian besar pemilih menyalahkan masalah ekonomi pada Joe Biden dan Kamala Harris.

"Kenapa kita harus membayar satu dolar lebih mahal untuk bensin? Kenapa kita harus membayar 25 % lebih mahal untuk bahan makanan, Kenapa kita harus membayar bunga KPR yang dua kali lipat selama pemerintahan Biden. Dan Kamala harus mengakuinya," kata John Lynch.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan pada akhir Agustus oleh sebuah organisasi berita di West Virginia, Trump unggul 27 poin dari Harris. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG