Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Jumat ini (23/9) akan memveto legislasi yang akan memungkinkan penyintas dan kerabat hampir 3.000 orang yang tewas dalam serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat menuntut ganti rugi dari pemerintah Arab Saudi.
Obama mengatakan undang-undang itu akan membuat orang Amerika di luar negeri terancam gugatan hukum.
"Kami yakin ini adalah RUU yang buruk," kata juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.
Kongres diduga akan berusaha membatalkan veto presiden itu dengan mengumpulkan suara mendukung dari dua pertiga anggota parlemen.
Riyadh telah membantah terlibat dalam serangan terorisme terburuk yang pernah melanda AS itu. Tapi 15 dari 19orang yang membajak empat pesawat penumpang untuk melakukan serangan di New York dan Washington itu diidentifikasi sebagai warga Saudi.
Kantor berita Perancis melaporkan telah melihat surat kepada anggota parlemen AS dari sejumlah penasehat keamanan tingkat tinggi, termasuk mantan menteri pertahanan William Cohen, mantan kepala CIA Michael Morell dan Stephen Hadley, penasihat keamanan nasional George W. Bush, yang memperingatkan bahwa kebijakan itu akan merugikan kepentingan AS.
Surat itu mengatakan "kepentingan keamanan nasional kita, kemampuan kita untuk memerangi terorisme dan peran kepemimpinan kita di dunia akan dihadapkan pada bahaya serius."
Korban dan keluarga korban serangan 11 September telah berkampanye untuk legislasi tersebut.