Penahanan sewenang-wenang, seringkali disertai penganiayaan, berlangsung di Ukraina Timur, dilakukan baik oleh pihak berwenang Ukraina maupun separatis yang didukung Rusia, sebut laporan bersama yang dilansir Amnesty International dan Human Rights Watch, Kamis.
Sedikitnya sembilan kasus mencatat pihak berwenang menahan warga sipil yang dituduh berkoordinasi dengan separatis dukungan Rusia, dan sembilan lagi mengenai pasukan separatis yang menahan warga sipil yang diduga menjadi mata-mata untuk pemerintah Ukraina.
Tetapi kedua organisasi HAM itu menyatakan mereka menduga jumlah kasus penahanan semacam itu jauh lebih tinggi daripada yang dapat mereka dokumentasikan sekarang ini.
Denis Krivosheev, deputi direktur Amnesty International wilayah Eropa dan Asia Tengah mengatakan, penganiayaan dan penahanan rahasia bukanlah praktik yang tidak diketahui di Ukraina. Hal tersebut berlangsung dan dilakukan oleh kedua pihak yang terlibat dalam konflik, lanjutnya. Menurutnya, negara-negara yang memberikan dukungan kepada pihak manapun tahu persis praktik tersebut dan seharusnya tidak boleh menutup mata atas pelanggaran mengerikan tersebut.
Banyak kasus itu berupa penahanan rahasia karena pihak berwenang menolak mengakui bahwa ada korban semacam itu dalam tahanan mereka.
Laporan itu juga mengindikasikan bahwa para tahanan itu digunakan sebagai alat tawar menawar untuk membebaskan tahanan dari pihak lain.
Di Barat, Rusia banyak dianggap sebagai pemicu dan mendukung kerusuhan di Ukraina Timur sebagai pembalasan atas protes massal di Kiev, yang pada Februari 2014 menggulingkan presiden Ukraina yang pro-Moskow. Rusia membantah tuduhan mengenai keterlibatannya. [uh/ab]