Pasukan keamanan Mesir menembakkan gas air mata ke arah ratusan orang demonstran yang melemparkan batu dalam protes di ibukota Kairo. Bentrokan itu mengakibatkan puluhan orang cedera.
Awan asap menutupi Lapangan Tahrir, di tengah kota Kairo, Rabu pagi sementara polisi berjuang keras untuk merebut kembali wewenangnya di jalan-jalan Kairo dari tangan demonstran, banyak dari mereka anggota keluarga lebih dari 850 orang yang tewas dalam revolusi yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak itu.
Para keluarga itu kecewa atas apa yang mereka pandang sebagai proses peradilan yang lamban terhadap polisi yang diyakini bertangung jawab atas kematian demonstran dalam pergolakan 18 hari itu.
Kementerian Dalam Negeri Mesir telah menuduh sekelompok orang yang mendalangi bentrokan, yang dimulai pada hari Selasa malam. Kelompok tersebut menerobos masuk ke dalam sebuah theater dimana upacara mengenang sedang diadakan untuk menghormati “syuhada” yang tewas dalam pergolakan tersebut, yang menyebabkan polisi turun-tangan.
Kelompok-kelompok demonstran kemudian maju ke tempat-tempat lain, dengan meneriakkan “Jatuhkan penguasa militer.” Kekerasan itu adalah yang pertama dalam beberapa minggu melanda Lapangan Tahrir, pusat pergolakan yang menjatuhkan Mubarak bulan Februari. Ini juga satu tanda masa kekacauan yang akan dihadapi negara itu.
