Menko bidang Perekonomian, Sofyan Djalil berpendapat, harus ada kejutan dalam menggerakkan perekonomian sehingga investor berminat berinvestasi di Indonesia.
Usai serah terima jabatan di Jakarta hari Senin (27/10), Menko bidang Perekonomian, Sofyan Djalil kepada pers mengatakan tim ekonomi Kabinet Kerja pemerintahan Presiden, Jokowi dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla harus segera bekerja.
Menko berpendapat banyak hal yang harus dibenahi agar ekonomi terus bergerak dan tumbuh karena jika tidak bergerak cepat akan sulit mengantisipasi dampak negatif bagi perekonomian Indonesia yang disebabkan karena melambatnya perekonomian global.
Meski Menko belum bersedia menyebut target pertumbuhan ekonomi yang akan dikejar, menurutnya harus dilakukan kejutan melalui berbagai kebijakan ekonomi yang mampu menarik minat para investor berinvestasi di Indonesia. Menko optimistis peningkatan investasi mampu menggerakkan perekonomian secara cepat.
“Saya belum bisa menyebutkan angka tetapi bahwa kalau ekonomi kita lagi begini harus ada kejutan, nah salah satu yang bisa dilakukan segera adalah bagaimana membuat kebijakan, membuat keputusan memperlakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah segera sehingga akan mempercepat dunia usaha bergerak,” kata Sofyan.
Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi menegaskan ingin pemerintahan di bawah kepemimpinannya mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Sementara, dalam anggaran negara yang disusun pemerintahan sebelumnya menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 dan tahun 2015 sekitar 6 persen.
Menurut Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, target pertumbuhan 7 persen realitis namun dapat dicapai dengan beberapa catatan dan kemungkinan akan terealisasi pada tahun 2016.
“Tujuh persen tentunya bisa tetapi kita harus perbaiki dulu pondasinya, baik pondasi fiskal, moneter maupun sektor riil, karena nggak mudah, tujuh persen itu intinya kita harus punya pertumbuhan investasi dan ekspor yang tinggi, karena ekspor mungkin agak susah dalam kondisi sekarang ketika global demand lagi slow down maka kita harapkan pada investasi, 2015 mudah-mudahan sudah mulai pulih tetapi belum sampai 7 (persen) tentunya, paling cepat itu mungkin 2016 tapi itu pun kita perlu reformasi struktural yang serius,” papar Bambang.
Bambang Brodjonegoro menambahkan, program pembangunan infrastuktur harus segera diluncurkan untuk mempermudah kinerja para investor. Jika anggaran negara terbatas untuk membangun infrastruktur menurut menteri keuangan, beberapa cara dapat ditempuh di antaranya melalui kerjasama dengan pihak swasta lokal maupun asing.
“Kalau kita 2015 punya program pembangunan infrastruktur besar-besaran, selain membereskan masalah infrastruktur kita, juga membantu mendorong pertumbuhan, keuntungan besarlah buat ekonomi kita. (Tapi) Iklim investasinya harus benar dulu jangan sampai antusiasme investor itu bisa drop hanya karena mereka melihat ‘wah di Indonesia nggak ada kepastian." demikian menurut Bambang.