Akhir pekan lalu sebuah laporan menunjukkan bahwa buronan pemimpin teroris Mokhtar Belmokhtar yang telah dinyatakan tewas setidaknya tiga kali, mungkin masih hidup.
Dalam informasi terbaru ini, sebuah majalah Arab Saudi yang berkantor di London “El Majaala” melaporkan bahwa dua pemimpin militan yang ditangkap di Aljazair mengatakan Belmokhtar tinggal di suatu tempat di sepanjang wilayah perbatasan Mali, Niger atau Chad.
Pakar gerakan radikal Islam di Afrika mengatakan laporan semacam itu tidak dapat dibantah. “Saya pikir sangat mungkin ia masih hidup,” ujar John Campbell, mantan duta besar Amerika untuk Nigeria yang juga pakar studi kebijakan Afrika di Dewan Hubungan Luar Negeri di Washington DC.
“Belum ada informasi yang benar-benar jelas tentang kematiannya dari pemerintah atau jihadis, jadi Anda tidak dapat mengesampingkan bahwa ia masih hidup,” ujar Jacob Zenn, pakar ekstremisme di Jamestown Foundation di Washington DC.
Juru bicara militer Amerika Untuk Afrika, Samantha Reho, mengatakan AFRICOM tahu tentang dugaan bahwa Belmokhtar masih hidup. “Namun demikian kami tidak memiliki indikasi yang jelas tentang aktivitasnya,” ujarnya dalam pernyataan kepada VOA.
Belmokhtar terkenal karena krisis sandera yang diotakinya pada Januari 2013 di fasilitas gas Ain Amenas di Aljazair, dimana lebih dari 800 orang disandera oleh AL Mulathameen Brigade, kelompok teroris yang baru dibentuknya. Tiga puluh sembilan orang tewas sebelum sisanya dapat diselamatkan.
Beberapa bulan kemudian kelompok Belmokhtar menyerang sebuah pabrik uranium milik Perancis di dekat kota Arlit di bagian utara Niger, serangan yang kemudian disebutnya sebagai pembalasan terhadap intervensi Perancis di Mali. [em/al]