Pemimpin Venezuela Nicolas Maduro hari Kamis menyatakan ingin bertemu Presiden Amerika Donald Trump, yakni orang yang menghantamnya dengan sanksi-sanksi, seraya mencela apa yang ia sebut sebagai “agresi imperialis.”
Dalam pidato tiga jam lebih di hadapan majelis konstituante beranggotakan 545 orang yang baru saja dilantik, Maduro mengatakan ia telah memerintahkan menteri luar negeri Venezuela agar mendekati Amerika Serikat untuk mengatur percakapan melalui telepon atau pertemuan dengan Trump.
Maduro mengatakan ia juga telah memberi perintah, “jika ini bisa terjadi,” agar diatur suatu pertemuan tatap muka di New York pada 20 September mendatang, pada pertemuan tahunan kepala-kepala negara dan pemerintahan dari seluruh dunia dalam acara Sidang Umum PBB.
“Jika ia begitu tertarik akan Venezuela, inilah saya. Donald Trump, ini tangan saya,” kata pemimpin berhaluan sosialis itu. Ia menambahkan bahwa ia menginginkan hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat seperti halnya hubungannya yang kuat dengan Rusia.
Pernyataan Maduro itu dikemukakan tidak lama setelah ia memperingatkan presiden Amerika itu bahwa Venezuela “tidak akan pernah tunduk.”
Pemerintahan Trump menyebut Maduro sebagai “diktator” serta memberlakukan sanksi-sanksi terhadap Maduro dan lebih dari 20 pejabat serta mantan pejabat pada 31 Juli, setelah pemilihan majelis konstituante yang menurut Washington “tidak sah.” [uh/lt]