Pentagon mengatakan “tidak ada kebijakan baru” tentang imigran yang ingin menjadi anggota militer Amerika, setelah kantor berita Associated Press memberitakan bahwa sejumlah imigran anggota pasukan cadangan dan yang baru direkrut “tiba-tiba diberhentikan” dari Angkatan Darat.
“Mereka yang direkrut, namun gagal dalam pemeriksaan dan skrining dinilai tidak cocok masuk dinas militer dan dikeluarkan,” ujar juru bicara Angkatan Darat Amerika Letkol. Nina Hill hari Jumat (6/7).
Hill menambahkan siapapun yang direkrut akan menjalani pemeriksaan “latar belakang masing-masing individu.” Namun demikian karena UU privasi, Angkatan Darat Amerika tidak dapat memberikan kepada VOA rincian spesifik tentang skrining yang dilakukan terhadap masing-masing individu itu.
Mereka yang direkrut dan anggota pasukan cadangan yang disebut dalam laporan Associated Press itu, semuanya direkrut dalam beberapa tahun terakhir dalam program khusus bagi bukan warga negara Amerika – yang disebut Military Accessions Vital to the National Interest Program atau MAVNI.
Program yang bertujuan memanfaatkan tenaga medis dan bahasa menjadi anggota militer itu diakhiri pada September 2017. Namun demikian ratusan orang yang direkrut dalam MAVNI, yang masih berada dalam proses menjadi anggota militer Amerika ketika itu tidak tunduk pada peraturan baru jika mereka lolos skrining, demikian menurut juru bicara Pentagon Mayor Udara Carla Gleason.
Warga negara asing harus menjalani pemeriksaan intensif, mengikuti latihan dasar militer dan masa dinas yang terpuji selama 180 hari sebelum dapat dinaturalisasi menjadi warga negara Amerika.
Sejak tahun 2009, lebih dari 10 ribu bukan warga Amerika telah mendaftar atau menandatangani perjanjian menjadi anggota militer lewat program MAVNI. Hingga April 2018 ini sekitar 1.100 orang yang direkrut dalam program ini masih dalam program militer yang ditunda suatu proses dimana individu-individu menandatangani perjanjian yang disyaratkan tetapi belum resmi menjadi anggota. [em/al]