Presiden Burma mengatakan reformasi demokrasi akan terus berlanjut dan mendesak Barat agar mencabut sanksi-sanksi terhadap negaranya.
Dalam wawancara dengan suratkabar Washington Post, Presiden Thein Sein mengatakan pemerintahannya sudah mematuhi beberapa tuntutan barat, termasuk pembebasan sebagian besar tahanan politik, menjadwalkan pemilu bulan April dan mengizinkan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi untuk kemungkinan bergabung dengan pemerintah.
Pemimpin Burma itu tidak menutup kemungkinan bahwa pemenang hadiah Nobel tersebut turut dalam kabinet kelak.
Thein Sein menggunakan wawancara itu untuk menghimbau kepada Amerika Serikat dan negara-negara lain agar menghapuskan sanksi yang ia katakan merugikan ke-54 juta rakyat Burma dan mengancam akan mengekang kemajuan ekonomi.