Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza hari Selasa (25/8) mengambil sumpah kabinet baru menyusul dipilihnya kembali dirinya untuk masa jabatan ke-3 yang kontroversial.
Para anggota partai CNDD-FDD yang berkuasa diberi 15 dari 20 jabatan di kabinet baru, termasuk jabatan utama kementerian pertahanan, dalam negeri, keuangan dan luar negeri.
Pilihan itu tidak mengejutkan pihak oposisi yang menganggap Nkurunziza melanggar undang-undang yang membatasi jabatan presiden untuk ke-3 kalinya.
Sebuah kelompok terkemuka, termasuk mantan wakil Presiden dan mantan anggota DPR mengatakan, mereka tidak akan mengakui Nkurunziza sebagai presiden setelah masa jabatannya berakhir Rabu.
Kekerasan dan kekacauan politik menyebabkan lebih dari 180.000 rakyat Burundi melarikan diri ke luar negeri dalam beberapa bulan setelah presiden mengumumkan mencalonkan diriuntuk dipilih kembali bulan April lalu. Ia memenangkan pemilu Juli lalu dengan 69 persen suara.
Amerika dan negara-negara lain mendesak agar presiden memulai pembicaraan dengan pihak oposisi untuk menjaga kestabilan negara.
Lima jabatan lain dalam kabinet baru itu jatuh ke sekutunya Agathon Rwasa, saingan Nkurunziza yang memisahkan dari kelompok oposisi lain setelah pemilu untuk mengambil jabatan tinggi di parlemen.
