Ribuan orang berunjuk rasa pada Senin (29/7) di Kota Sabac, Serbia, untuk memprotes proyek tambang litium Rio Tinto, karena khawatir proyek tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Kami datang ke sini malam ini dengan harapan bahwa, setelah 30 tahun berjuang, kami akhirnya akan mendapatkan kemenangan yang kami cari. Masalah demi masalah terus muncul. Kami tidak dapat mengizinkan sebidang tanahpun digunakan untuk ekstraksi litium, jadi wajar saja, kami tidak ingin membahas litium atau omong kosong semacam itu,” kata Branka Todorovic, salah seorang pemrotes.
Litium, yang dianggap sebagai material penting oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik dan perangkat seluler.
Rio Tinto bermaksud untuk memulai penambangan di Jadar, wilayah barat Serbia yang subur, tetapi rencananya telah ditentang dengan keras. Minggu lalu, protes terhadap tambang tersebut terjadi di beberapa kota di seluruh negera tersebut.
Para demonstran di Sabac, sekitar 50 kilometer timur laut dari wilayah yang dipilih sebagai lokasi tambang, menuntut agar tambang tersebut dibatalkan.
Awal bulan ini, Serbia mengembalikan lisensi Rio Tinto untuk mengembangkan apa yang akan menjadi tambang litium terbesar di Eropa, lebih dari dua tahun setelah dibatalkan karena protes oleh kelompok lingkungan.
Serbia, kandidat anggota Uni Eropa (UE), adalah salah satu negara paling tercemar di Eropa dan akan membutuhkan miliaran euro untuk memenuhi standar lingkungan blok tersebut jika ingin bergabung.
Berbagai kelompok lingkungan sebelumnya mengancam akan memblokir jalur kereta api utama dan persimpangan pada Agustus jika pemerintah tidak menghentikan proyek tersebut. [ns/lt]
Forum