Robot bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Ada yang lucu dan membuat orang tersenyum, yang lainnya menyerupai manusia dan membuat orang tidak nyaman, termasuk para peneliti.
“Saya tahu cara kerjanya. Saya tahu robot-robot itu cuma mesin, tapi sesuatu yang tampak seperti manusia namun tidak bergerak seperti manusia, itu membuat tidak nyaman."
Perasaan tidak nyaman itu meningkat ketika ada robot yang sangat mirip manusia disebut "uncanny valley".
Profesor Ilmu komputer dan psikologi Jonathan Gratch mengatakan banyak penjelasan di balik fenomena "uncanny valley". Salah satunya adalah aspek biologisnya, orang langsung mengetahui ketika ada yang tampak aneh.
"Dalam riset saya mempelajari emosi dan bagaimana kita menggunakan isyarat emosional untuk membaca pikiran masing-masing dan dalam banyak hal, jika kita berusaha membuat sesuatu menjadi sangat realistis, maka kita mulai berusaha menelaah semua informasi ini menjadi apa yang digambarkan dan itu bukan informasi yang tepat, jadi hanya menyampaikan ada sesuatu yang salah dengan interaksi ini," kata Gratch.
Penjelasan lainnya adalah robot yang terlampau mirip manusia mengancam kemanusiaan itu sendiri.
John Rebula membuat robot humanoid Hermes, berjalan seperti manusia dengan lebih terkoordinasi dan lebih seimbang. Ia mengatakan wajah robot itu tidak perlu dan jelas-jelas kosmetik. Hermes bisa dianggap lucu, tetapi bagaimana jika ia tampak lebih manusiawi?
“Saya tidak tahu apakah saya ingin berada di lab dengan robot yang sangat mirip manusia yang terus menatap saya. Kita mulai berteriak pada robot itu: 'Kenapa tidak bekerja?' Jadi saya tidak memerlukan lapisan keanehan ekstra seperti itu,” ujarnya.
Orang-orang yang merancang mesin untuk bekerja dengan manusia mempertimbangkan "uncanny valley" ketika menciptakan tampilan robot. (my)