Para peretas yang menembus jaringan bisnis perusahaan energi dan PLTN AS pada pekan-pekan terakhir bekerja untuk pemerintah Rusia menurut sebuah laporan di sebuah surat kabar ternama.
The Washington Post melaporkan Sabtu sore bahwa para pejabat AS yang tidak bersedia diungkapkan identitasnya menegaskan bahwa para peretas bekerja untuk pemerintah Rusia.
Para pejabat mengatakan pada The Post, motif orang-orang Rusia masih belum jelas karena operasi dari perusahaan-perusahaan yang diretas tidak terganggu.
Namun demikian, seorang pejabat AS, mengatakan ia memandang serangan siber sebagai “upaya pengintaian,” untuk mendapatkan informasi tentang jalan untuk menembus perusahaan-perusahaan tersebut.
“Itulah yang dilakukan oleh semua penjahat di jagat siber,” ujar pejabat tersebut.
Serangan pada kalangan dunia usaha dan sistem administratif dari perusahaan-perusahaan tersebut dipastikan pekan lalu saat Departemen Energi AS menyatakan lembaga tersebut membantu perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan diri dari berbagai upaya penyusupan.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS dan FBI juga telah mengeluarkan peringatan kewaspadaan pada perusahaan-perusahaan energi akhir Juni bahwa sekelompok peretas yang tidak diketahui identitasnya menyasar sektor-sektor nuklir, kelistrikan, dan yang sektor-sektor infrastruktur sifatnya kritis.
Namun semua badan tersebut menyatakan tak satupun serangan tersebut yang membuat keamanan publik berada dalam risiko.
Berita pemerintah Rusia meretas perusahaan-perusahaan energi dan PLTN AS menyertai informasi yang mengatakan bahwa Rusia meningkatkan kampanye peretasan yang dirancang untuk mengintervensi pemilihan presiden AS baru-baru ini. [ww]