Penyelidikan dilakukan menyusul jatuhnya pesawat Boeing 737-MAX 8 di Ethiopia dua minggu lalu dan kecelakaan lain di Indonesia Oktober lalu. Kedua kecelakaan itu menewaskan 346 orang. Para penyelidik mencurigai sistem manuver yang mendorong hidung pesawat ke bawah untuk mencegah pesawat mogok di udara mungkin berkontribusi pada kecelakaan tersebut.
Departemen Perhubungan Amerika telah mengumumkan pembentukan panel independen tersebut yang disebut sebagai “Komite Khusus Peninjauan.”
“Keselamatan adalah prioritas utama Departemen Perhubungan dan kajian oleh pakar-pakar terkemuka ini akan membantu untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan dalam proses sertifikasi FAA,” ujar Menteri Perhubungan Elaine Chao hari Senin (25/3).
Jenderal Purnawirawan Angkatan Darat Darren McDew dan mantan presiden Asosiasi Pilot Penerbangan Kapten Lee Moak akan menjadi pemimpin sementara panel itu hingga dapat diisi dengan “sekelompok pakar yang lebih beragam dalam bidang industri penerbangan.”
Sejumlah laporan minggu lalu menyatakan bahwa FBI ikut bergabung dalam penyelidikan kriminal terhadap proses sertifikasi pesawat penumpang.
Sementara di Washington DC kini mengemuka pertanyaan tentang dugaan hubungan dekat antara Boeing, sebagai pabrik pembuat pesawat terbang terbesar di Amerika, dan Administrasi Penerbangan Federal FAA.
FAA hari Senin (25/3) merilis penyataan bahwa pihaknya “tidak pernah mengizinkan perusahaan-perusahaan penerbangan untuk mengawasi atau bahkan mensertifikasi sendiri pesawat-pesawat mereka.”
Boeing 737 MAX 8 jatuh di perairan Jakarta pada 29 Oktober 2018 lalu menewaskan 189 penumpang dan awak. Selang lima bulan kemudian pesawat jenis yang sama jatuh di Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan 157 penumpang dan awak.
Tim penyelidik mengatakan mereka melihat kesamaan masalah di kedua kecelakaan itu. Mereka menduga sistem manuver yang mendorong hidung pesawat ke bawah untuk mencegah pesawat stall, mungkin telah ikut berkontribusi pada kedua kecelakaan itu.
Boeing telah mulai memperbaiki piranti baru untuk menyelesaikan isu itu.
Namun maskapai-maskapai penerbangan di seluruh dunia telah melarang terbang seluruh pesawat Boeing 737 MAX 8, setidaknya hingga penyelidikan terhadap kedua kecelakaan selesai dilakukan.
Boeing berencana memberikan pengarahan kepada sekitar 200 pilot, teknisi dan otorita federal pada hari Rabu (27/3) untuk membuat 737 MAX 8 layak terbang lagi. [em]