Tim peneliti di Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia mempelajari data kesehatan lebih dari 85.000 anak yang lahir antara tahun 2002 dan 2008. Penelitian ini meminta para ibu untuk menggambarkan pola makan dan semua suplemen mereka sebelum dan selama kehamilan. Setelah lahir, peneliti mengikuti perkembangan anak-anak itu sampai akhir Maret 2012, untuk melihat berapa banyak yang terkena autisme.
Kepala tim peneliti Pal Suren beserta rekan-rekannya membandingkan wanita hamil yang mengonsumsi suplemen asam folat dan yang tidak.
“Perempuan yang mengonsumsi asam folat pada awal kehamilan sangat mengurangi risiko melahirkan anak yang menderita autisme. Penurunannya sampai 40 persen,” paparnya.
Menurut Suren, empat minggu sebelum dan delapan minggu setelah pembuahan merupakan saat kritis bagi asam folat untuk mengurangi resiko autisme. Peneliti tidak menemukan manfaat asam folat pada masa kehamilan selanjutnya. Mereka juga tidak menemukan hubungan antara autisme masa kanak-kanak dengan konsumsi suplemen lain selama kehamilan, dan tidak ada hubungan dengan asupan asam folat alami yang didapat ibu dari makanan.
Tim peneliti melaporkan 270 anak didiagnosis mengalami gangguan spektrum autisme, termasuk 114 dengan autisme dan 56 dengan sindroma Asperger yang lebih ringan.
Rentang gangguan autisme dimulai dari Asperger yang ditandai dengan kecanggungan sosial sampai gangguan yang parah di mana anak tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Penyebab sindroma ini tidak diketahui, meskipun beberapa gen dikatakan berperan.
Asam folat sudah dikaitkan dengan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Ibu yang kekurangan asam folat berisiko melahirkan bayi dengan cacat fisik di mana sebagian sumsum tulang belakang atau otak tidak terlindung karena tabung saraf tidak menyatu sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan kelumpuhan yang disebut spina bifida.
Ezra Susser, salah seorang penulis penelitian asam folat ini bekerja di Mailman School of Public Health di Columbia University, New York. Ia mengatakan, "Suplemen ini sudah direkomendasikan untuk alasan lain. Jadi ini menambah alasan mengapa kami harus merekomendasikannya."
Sayuran berdaun hijau tua, asparagus, brokoli dan buah jeruk merupakan sumber yang kaya folat, bentuk alami asam folat. Namun wanita hamil perlu memastikan asupan yang cukup untuk mendukung perkembangan saraf bayi mereka dengan minum suplemen.
Penelitian yang menghubungkan suplemen asam folat dengan penurunan risiko autisme ini diterbitkan dalam The Journal of American Medical Association.
Kepala tim peneliti Pal Suren beserta rekan-rekannya membandingkan wanita hamil yang mengonsumsi suplemen asam folat dan yang tidak.
“Perempuan yang mengonsumsi asam folat pada awal kehamilan sangat mengurangi risiko melahirkan anak yang menderita autisme. Penurunannya sampai 40 persen,” paparnya.
Menurut Suren, empat minggu sebelum dan delapan minggu setelah pembuahan merupakan saat kritis bagi asam folat untuk mengurangi resiko autisme. Peneliti tidak menemukan manfaat asam folat pada masa kehamilan selanjutnya. Mereka juga tidak menemukan hubungan antara autisme masa kanak-kanak dengan konsumsi suplemen lain selama kehamilan, dan tidak ada hubungan dengan asupan asam folat alami yang didapat ibu dari makanan.
Tim peneliti melaporkan 270 anak didiagnosis mengalami gangguan spektrum autisme, termasuk 114 dengan autisme dan 56 dengan sindroma Asperger yang lebih ringan.
Rentang gangguan autisme dimulai dari Asperger yang ditandai dengan kecanggungan sosial sampai gangguan yang parah di mana anak tidak dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Penyebab sindroma ini tidak diketahui, meskipun beberapa gen dikatakan berperan.
Asam folat sudah dikaitkan dengan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Ibu yang kekurangan asam folat berisiko melahirkan bayi dengan cacat fisik di mana sebagian sumsum tulang belakang atau otak tidak terlindung karena tabung saraf tidak menyatu sepenuhnya. Kondisi ini menyebabkan kelumpuhan yang disebut spina bifida.
Ezra Susser, salah seorang penulis penelitian asam folat ini bekerja di Mailman School of Public Health di Columbia University, New York. Ia mengatakan, "Suplemen ini sudah direkomendasikan untuk alasan lain. Jadi ini menambah alasan mengapa kami harus merekomendasikannya."
Sayuran berdaun hijau tua, asparagus, brokoli dan buah jeruk merupakan sumber yang kaya folat, bentuk alami asam folat. Namun wanita hamil perlu memastikan asupan yang cukup untuk mendukung perkembangan saraf bayi mereka dengan minum suplemen.
Penelitian yang menghubungkan suplemen asam folat dengan penurunan risiko autisme ini diterbitkan dalam The Journal of American Medical Association.