Ketua Komisi Uni Afrika, Jean Ping mengatakan kepada wartawan hari Jumat (23/3), Uni Afrika telah menerima jaminan bahwa Presiden Toure berada di lokasi yang dirahasiakan dekat Bamako dan dilindungi orang-orang yang setia kepadanya.
Uni Afrika menangguhkan keanggotaan Mali hari Jumat pada pertemuan Dewan Perdamaian dan Keamanan di Addis Ababa. Badan Afrika itu bersama PBB, Amerika, dan Uni Eropa mengutuk kudeta itu, dan Uni Eropa dan Bank Dunia sama-sama menangguhkan bantuan pembangunan untuk Mali.
Amerika hari Jumat memperingatkan akan menangguhkan bantuan bagi Mali bila demokrasi tidak dipulihkan. Jurubicara Departemen Luar Negeri Victoria Nuland mengatakan bantuan kemanusiaan yang merupakan lebih dari separuh bantuan tahunan Amerika bagi Mali senilai 137 juta dolar, tidak akan terpengaruh dengan situasi tersebut.
Tentara menguasai istana kepresidenan Mali Rabu malam, setelah menyatakan kemarahan atas cara Presiden Toure menangani pemberontakan suku Tuareg di utara. Setelah kerusuhan itu, pemberontak Tuareg menyatakan akan berusaha merebut lebih banyak wilayah pemerintah.
Seorang pemimpin pemberontak MNLA kepada VOA mengatakan mereka berencana maju ke daerah yang dikuasai tentara Mali, termasuk kota Kidal, Timbuktu, dan Gao.
Orang kedua di MNLA Karim ag Matafa mengatakan kelompok itu ingin mengusir pemerintah dari wilayah yang mereka anggap sebagai wilayah Tuareg. Menurutnya masalah sesungguhnya bukan dengan pemerintah tertentu, melainkan dengan pendudukan negara itu. Kudeta terjadi hanya beberapa pekan sebelum presiden dijadwalkan mundur di akhir masa jabatan kedua. Pemilu Mali dijadwalkan akan berlangsung bulan depan.