Tautan-tautan Akses

Upaya Hukum Terakhir Assange di Inggris untuk Lawan Ekstradisi ke AS


Para demonstran memegang spanduk di luar Pengadilan Inggris di London, Selasa (20/2), menuntut pembebasan pendiri WikiLeaks Julian Assange yang terancam diekstradisi ke AS.
Para demonstran memegang spanduk di luar Pengadilan Inggris di London, Selasa (20/2), menuntut pembebasan pendiri WikiLeaks Julian Assange yang terancam diekstradisi ke AS.

Pendiri WikiLeaks Julian Assange, yang tidak hadir karena sakit, menghadapi persidangan hari Selasa (20/2) yang mungkin menjadi upaya hukum terakhirnya untuk menentang upaya ekstradisinya ke Amerika, setelah dijerat belasan dakwaan spionase karena membocorkan dokumen rahasia pemerintah AS.

Istri pendiri WikiLeaks, Stella Assange, menyebut nyawa suaminya terancam bila diekstradisi ke AS.

Pendiri Wikileaks Julian Assange tidak hadir di persidangannya hari Selasa (20/2) di London karena sakit, sementara pengacaranya menyampaikan keberatan terakhir mereka terhadap upaya ekstradisi Assange ke Amerika Serikat untuk menjalani persidangan atas tuduhan mempublikasikan rahasia militer dan berkas diplomatik AS.

Washington ingin ia diekstradisi setelah dijerat berbagai dakwaan di AS pada kurun waktu 2018 sampai 2020 terkait penerbitan sejumlah dokumen tentang perang di Irak dan Afghanistan yang dipimpin AS di situs WikiLeaks pada tahun 2010.

Dalam sidang hari pertama dari dua hari yang dijadwalkan, pengacaranya, Edward Fitzgerald, mengatakan bahwa penuntutan Assange tidak dapat dibenarkan.

“Ia dituntut karena menjalankan praktik jurnalistik biasa dengan memperoleh dan menerbitkan informasi rahasia, informasi yang tidak hanya benar, tapi juga menjadi kepentingan publik yang nyata dan penting,” kata Fitzgerald.

Pengacara pemerintah AS akan menyampaikan argumen mereka hari Rabu (21/2). Belum jelas apakah Assange akan menghadiri sidang hari kedua.

Persidangan di London itu bisa menjadi kesempatan terakhir bagi Assange untuk menghentikan ekstradisinya dari Inggris ke AS setelah selama lebih dari 13 tahun berhadapan dengan penegak hukum di pengadilan Inggris.

Jika para hakim di London menolak keberatannya, Assange rencananya akan meminta Pengadilan HAM Eropa untuk menghentikan sementara proses ekstradisi.

Di luar gedung pengadilan sebelum persidangan dimulai, istri Assange, Stella, mengatakan kepada wartawan bahwa nyawa suaminya terancam jika diekstradisi ke AS. Seperti Fitzgerald, Stella menyebut dakwaan terhadap suaminya merupakan bentuk kriminalisasi jurnalisme investigatif.

Ia juga membandingkan Assange dengan mendiang Alexey Navalny, tokoh oposisi utama Rusia yang meninggal di penjara pekan lalu tanpa kejelasan.

“Julian adalah tahanan politik dan nyawanya terancam. Apa yang terjadi pada Navalny bisa terjadi pada Julian. Ia harus dibebaskan. Lelucon ini harus diakhiri,” kata Stella.

Hakim Victoria Sharp dan Jeremy Johnson dapat menyampaikan keputusan mereka pada akhir persidangan hari Rabu (21/2), namun kemungkinan besar mereka akan membuat pertimbangan selama beberapa minggu ke depan.

Assange, warga negara Australia, didakwa dengan 17 pasal spionase dan satu pasal penyalahgunaan komputer terkait penerbitan dokumen rahasia AS di situs webnya. Jaksa AS mengatakan, ia membantu analis intelijen Angkatan Darat AS Chelsea Manning mencuri kabel diplomatik dan berkas militer yang kemudian diterbitkan WikiLeaks, mengancam nyawa banyak agen Amerika dan tidak ada alasan untuk tindak kejahatannya. Kabel diplomatik adalah pesan rahasia yang dikomunikasikan suatu misi di luar negeri dengan pemerintah asal.

Sementara itu, pendukung Assange memujinya sebagai pahlawan anti-kemapanan dan seorang wartawan yang dipersekusi karena mengungkap kesalahan AS, yang dituduh telah melakukan kejahatan perang.

Dukungan itu tidak hanya ditunjukkan pengunjuk rasa di London, namun juga di Brussels, Roma hingga Berlin.

Para pengunjuk rasa pro-Assange membentuk rantai manusia antara kedutaan besar AS dan Inggris di Berlin hari Selasa.

Almut Stackmann-Carnier, penyelenggara unjuk rasa itu, mengatakan, “Yang saya inginkan selama bertahun-tahun adalah (pemerintah Jerman) menggunakan pengaruh mereka terhadap pemerintah Inggris agar mereka mematuhi Undang-Undang Hak Asasi Manusia. Agar mereka membebaskan Assange dan pengisolasian dan kondisi menyiksa yang telah ia derita selama bertahun-tahun.”

Pertarungan hukum Assange dimulai tahun 2010, di mana ia kemudian menghabiskan tujuh tahun bersembunyi di kedutaan besar Ekuador di London sebelum diseret keluar dan dipenjara pada tahun 2019 karena melanggar pembebasan bersyaratnya. Sejak itu, ia ditahan di penjara dengan keamanan maksimum di London tenggara, bahkan menikah di sana.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mendukung mosi di majelis rendah parlemen Australia pada Rabu, 14 Februari, yang menyerukan dipulangkannya pendiri WikiLeaks Julian Assange ke Australia.

Upaya Hukum Terakhir Assange di Inggris untuk Lawan Ekstradisi ke AS
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:05:01 0:00

Presiden AS Joe Biden terus-menerus menghadapi tekanan domestik dan internasional untuk membatalkan 18 dakwaan terhadap Assange di pengadilan federal Virginia, yang diajukan pada masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Organisasi media besar, advokat kebebasan pers dan parlemen Australia ikut mengecam pendakwaan Assange yang didasarkan pada UU Spionase AS tahun 1917, yang belum pernah digunakan dalam kasus penerbitan informasi rahasia. [rd/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG