Presiden Perancis Emmanuel Macron akan melakukan kunjungan kenegaraan, bertemu Presiden Amerika Donald Trump, untuk meyakinkan Trump tentang perlunya mempertahankan kehadiran tentara Amerika di Suriah meskipun teroris ISIS telah dikalahkan.
Menjelang kedatangannya di Washington hari Senin (23/4), Macron mengatakan kepada stasiun televisi Fox News dalam wawancara di Istana Elysee di Paris, "Kita harus membangun Suriah yang baru setelah perang. Itu sebabnya menurut saya peran Amerika sangat penting." Ia menggambarkan Amerika sebagai "pemain penentu bagi perdamaian dan multi lateralisme."
Trump menyatakan ingin menarik 2.000 tentara Amerika dari Suriah secepat mungkin, meskipun ia memerintahkan militer Amerika untuk bergabung dengan Perancis dan Inggris sepekan lalu guna meluncurkan rentetan rudal yang menarget fasilitas senjata kimia Suriah sebagai tanggapan atas dugaan serangan senjata gas racun oleh Suriah. Rencana Trump menarik pasukan dikatakan setelah jatuhnya Raqqa, kota di Suriah utara yang dinyatakan ISIS sebagai ibukota kekhalifahannya.
Macron dijadwalkan tiba di Washington hari Senin untuk pertemuan tiga hari. Kunjungannya dilakukan sementara organisasi pemantau senjata kimia internasional mengatakan tim inspekturnya mengumpulkan sampel di lokasi dugaan serangan gas dua pekan lalu di Douma.
Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia mengatakan laporan berdasar temuan dan informasi lain yang dikumpulkan tim itu akan disusun setelah sampel-sampel dianalisis oleh laboratorium yang ditunjuk. Organisasi itu juga akan "mengevaluasi situasi dan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan kunjungan ke Douma lagi." [ka/al]