Bank Dunia, hari Senin (5/10), menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk ekonomi-ekonomi berkembang di Asia Timur, mencerminkan risiko-risiko akibat perlambatan di China dan menjelang peningkatan suku bunga di AS.
Lembaga tersebut mengatakan memperkirakan negara-negara berkembang di Asia dan Pasifik akan mencapai pertumbuhan 6,5 persen tahun ini, turun 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya. Perkiraan pertumbuhan untuk tahun depan adalah 6,4 persen, turun 0,3 persen dari perkiraan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi dari wilayah yang terdiri dari 14 negara yang termasuk China, India, Indonesia dan Vietnam mencapai 6,8 persen tahun lalu. Perkiraan ini tidak mengikutsertakan Jepang dan Korea Selatan.
Sejak perkiraan bulan April, "ketidakpastian yang lebih besar mengenai ekonomi global telah membebani kinerja dan prospek negara-negara di Asia Timur dan Pasifik," menurut lembaga peminjam berbasis di Washington tersebut dalam laporannya.
Bank Dunia menyebut upaya Beijing untuk mengatasi perlambatan di ekonomi terbesar kedua dunia itu dan mencapai pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, serta kenaikan suku bunga di AS dari tingkat sangat rendah sejak krisis global 2008.
China merupakan mitra perdagangan terbesar untuk sebagian besar negara tetangganya di Asia dan pertumbuhan yang terus menurun dalam lima tahun terakhir telah mengurangi permintaan akan bahan baku dan komponen industri.
Kecuali China, negara-negara berkembang di wilayah ini diperkirakan tumbuh 4,6 persen tahun ini, sejalan dengan ekspansi tahun lalu, menurut Bank Dunia. Vietnam diperkirakan mencapai pertumbuhan 6,2 persen namun ekonomi-ekonomi yang lebih kecil diperkirakan melambat. [hd/eis]