Dialog blak-blakan antara kepala pertahanan China dan AS membawa kedua negara itu ke masa tenang sementara setelah serangkaian langkah militer yang bersaing di Laut China Selatan yang diperebutkan.
Menteri Pertahanan AS James Mattis hari Jumat sepakat dengan mitranya dari China Wei Fenghe untuk melanjutkan kemajuan dalam "komunikasi krisis dan kerangka kerja menghindari konflik untuk mengurangi risiko," kata departemen pertahanan dalam sebuah pernyataan.
Pertemuan mereka menyinggung ekspansi militer Beijing di Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh lima negara lainnya.
AS meminta China untuk menghentikan militerisasi laut, sementara China meminta pemerintah AS agar berhenti mengirim kapal-kapal angkatan laut ke dekat pulau-pulau kecil yang dikuasai China dan mengatakan akan menentang tindakan apa pun untuk memisahkan gugusan pulau tersebut. Namun keduanya sepakat bahwa hubungan militer "bisa menjadi faktor stabilisasi" dalam hubungan China-AS yang lebih luas, tambah departemen pertahanan itu.
BACA JUGA: Meningkatnya Ketegangan Antara China dan AS Membuat Khawatir Negara-negara ASEANPara analis mengatakan dialog seperti ini di Washington biasanya dapat menenangkan hubungan militer China-AS setelah serangkaian langkah yang lebih keras, seperti kapal nyaris tabrakan di Laut China Selatan pada bulan September. Mereka memprediksi ketenangan sekarang bisa bertahan setidaknya hingga pertemuan 30 November-1 Desember antara presiden kedua negara.
Presiden Xi dan Trump akan bertemu di Argentina disela-sela KTT G20 dan sebagian pembicaraan pekan lalu "berpusat" pada pertemuan puncak ekonomi besar dunia itu, kata pernyataan Departemen Luar Negeri AS. Kepala-kepala negara umumnya berusaha untuk tidak saling menyusahkan sebelum KTT.
Beberapa kalangan yakin Xi dan Trump kemungkinan besar akan menyinggung sengketa perdagangan mereka yang sudah berlangsung 10 bulan daripada sengketa maritim. Pemerintah AS tahun ini telah menyetujui tarif impor barang-barang China senilai $ 250 miliar. [as]