Gerakan Palestina yang saling bersaing, Fatah dan Hamas, telah mencapai persetujuan awal mengenai penyatuan kembali Palestina.
Para wakil dari kedua kelompok mengumumkan persetujuan mereka, Rabu, sebagai prakarsa yang menghendaki pembentukan satu pemerintah sementara yang disusul dengan pemilihan presiden dan legislatif dalam waktu satu tahun.
Persetujuan dirundingkan dalam pertemuan tertutup dan ditengahi oleh Mesir. Kemudian pada hari yang sama, pemimpin Hamas dan Fatah secara terbuka menyambut persetujuan tersebut dalam jumpa pers bersama di Kairo. Juga, jurubicara delegasi Fatah, Azzam al-Ahmad, mengatakan persatuan nasional sebagai senjata terbaik Palestina dalam menghadapi apa yang disebutnya sebagai pendudukan Israel.
Penduduk di wilayah-wilayah Palestina menyambut meriah berita mengenai kesepakatan tersebut. Banyak di antara mereka telah lama mencita-citakan penegakan negara mereka.
Kelompok militan Hamas menguasai daerah pantai, Gaza, sementara Fatah adalah partai yang berkuasa di Tepi Barat. Kedua daerah terpisah oleh Israel yang tidak mengizinkan perjalanan rutin dari satu daerah ke daerah lainnya. Di Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan persetujuan Palestina itu mengancam proses perdamaian Timur Tengah yang telah macet selama beberapa bulan ini karena beberapa masalah.