Hampir 3.000 Migran Meninggal di Laut pada 2016

Pengungsi dan kaum migran dari kawasan sub-Sahara dalam perahu yang kelebihan muatan menunggu untuk diselamatkan oleh LSM Spanyol, Proactiva Open Arms (19/7). Utara Sabratha, dekat Libya. (foto: AP Photo/Santi Palacios)

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melansir bahwa hampir 3.000 migran telah meninggal ketika berusaha untuk menyebrangi Laut Tengah sejak awal 2016. Angka tersebut diluar belasan mayat yang diperkirakan akan ditemukan dalam beberapa hari mendatang.

Hampir 3.000 migran meninggal ketika berusaha menyeberangi Laut Tengah sejak awal 2016, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) Jumat.

Sejauh tahun ini, 2.977 kematian migran dan pengungsi yang berusaha mencapai Eropa melalui laut telah dicatat oleh IOM. Organisasi itu menambahkan bahwa angka tersebut tidak memperhitungkan setidaknya belasan lebih mayat diperkirakan akan ditemukan dalam beberapa hari mendatang sementara kapal lain diduga tiba di Calabria.

Lebih dari 800 migran tiba Kamis, menambah perkiraan jumlah migran dan pengungsi yang tiba di Eropa pada tahun 2016 menjadi 242.179, menurut IOM.

Angka-angka ini meningkat secara signifikan tahun ini - pada tanggal 22 Juli 2015, tercatat hanya 1.906 kematian migran.

IOM telah berulang kali menyatakan mendesaknya krisis ini, dan mengutip angka yang menunjukkan rata-rata 20 migran meninggal ketika melakukan perjalanan setiap hari dalam empat bulan terakhir.

Migran dan pengungsi yang melarikan diri dari terorisme dan konflik domestik di Nigeria, Eritrea, Sudan, Afghanistan dan Suriah di antara mereka yang telah mempertaruhkan nyawa di Laut Tengah. Mayoritas pengungsi Suriah mencapai Eropa melalui jalur darat, termasuk melalui Turki. [as/uh]