Presiden Jokowi Tegaskan Komitmen Indonesia Wujudkan Perdamaian di Afghanistan

Puluhan ulama dari tiga negara hadiri Konferensi Ulama Trilateral di Istana Bogor, hari Jumat (11/5) (foto: Indonesian Press Secretary)

Indonesia menegaskan kembali komitmen untuk ikut serta mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Hal ini ditegaskan Presiden Joko Widodo ketika membuka Konferensi Ulama Trilateral Afghanistan, Indonesia dan Pakistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, hari Jum'at (11/5). Konferensi ini berhasil mempertemukan 19 ulama dari Afghanistan, 17 ulama dari Pakistan dan 17 ulama dari Indonesia. Belum ada rincian dari kelompok mana ulama-ulama itu berasal dan apakah telah mewakili keterwakilan kelompok yang bertikai di Afghanistan.

19 ulama Afghanistan, 17 ulama Pakistan, dan 17 ulama Indonesia dari berbagai kelompok hadiri Konferensi Ulama Trilateral di Istana Kepresidenan Bogor, hari Jumat (11/5) (Courtesy: Indonesian Press Secretary)

Presiden mencontohkan pertemuannya sebanyak dua kali dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di Jakarta dan Kabul dalam sembilan bulan terakhir, dan kehadiran langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan “Kabul Peace Process” Februari lalu. “Saya juga berkomunikasi dengan Presiden Pakistan Mamnun Hussain dan Perdana Menteri Abbasi dalam kunjungan ke Islamabad. Pakistan adalah negara tetangga yang penting dan berperan di kawasan,” ujar Jokowi. Ditambahkannya, “Saya juga menyambut hangat undangan Presiden Ghani agar Indonesia turut mendorong peace building di Afghanistan, termasuk di bidang kerjasama ekonomi, kepolisian, anti-narkoba dan pendidikan.”

"Indonesia sungguh merasa terhormat mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pertemuan ini," ujar Presiden Jokowi dalam pembukaan Konferensi Ulama Trilateral di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (11/5) (Courtesy: Indonesian Press Secretary)

Menyadari peran penting ulama dalam upaya itu, Indonesia memfasilitasi peran konstruktif para ulama untuk menyampaikan pesan perdamaian di Afghanistan. “Pertemuan trilateral ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Indonesia mengedepankan peran para ulama. Indonesia sungguh merasa terhormat mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah,” ujar Presiden Jokowi.

Pengamat Menilai Indonesia Memainkan Peran Signifikan Menengahi Konflik di Afghanistan

Pengamat dan pengajar Hubungan Internasional di FISIP Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Associate Profesor Siti Mutiah Setyawati mengatakan “syarat menjadi mediator itu harus netral dan mengetahui masalah,” dan menurutnya Indonesia memenuhi syarat itu.

Cendekiawan muslim yang juga tokoh muda Nahdlatul Ulama, Zuhairi Misrawi, mengatakan bahwa Indonesia bahkan telah memainkan peran sebagai mediator sejak tahun 2014 ketika mempertemukan ulama yang berkonflik di Jakarta dan Yogyakarta, hingga terbentuk “Nahdlatul Ulama Afghanistan.” “Sejak saat itu sudah terbangun dialog. Pertemuan di Bogor ini merupakan pertemuan ulama yang diperluas, dengan mengundang Pakistan. Dan Indonesia mendapat kepercayaan dari Afghanistan untuk mewujudkan perdamaian di Afghanistan karena sudah terbukti hidup damai di tengah keragaman,” ujar Misrawi yang dihubungi VOA melalui telpon beberapa jam setelah pertemuan di Bogor dimulai.

Jokowi Akui Jalan Mencapai Perdamaian Tidak Mudah

Presiden Joko Widodo dalam konferensi itu mengatakan bahwa ia menyadari jalan dan upaya menuju perdamaian tidak pernah mudah. Namun sebagai orang beriman, kita harus meyakini adanya pertolongan Allah SWT, ujar Presiden. “Disinilah saya kira peran kunci para ulama dalam menjaga momentum dan optimisme umat dalam perdamaian. Ulama adalah agen perdamaian, ulama didengar, ulama dituruti, ulama diteladani oleh umat, ulama memiliki kharisma, ulama memiliki otoritas, ulama memiliki kekuatan membentuk wajah umat yang damai,” ujar Presiden yang disambut hangat seluruh peserta.

Pertemuan trilateral ini merupakan bagian dari komitmen dan upaya Indonesia mengedepankan peran para ulama ujar Presiden Jokowi dalam pembukaan Konferensi Ulama Trilateral di Istana Kepresidenan Bogor, hari Jumat (11/5) (Courtesy: Indonesian Press Secreta

Zuhairi Misrawi sepakat bahwa ulama merupakan kekuatan penting di Afghanistan, terutama dalam “soft-diplomacy.” “Peran ulama sangat signifikan dalam mewujudkan perdamaian, oleh karena itu diharapkan dapat menggugah Taliban untuk perdamaian,” ujarnya. Meskipun demikian, senada dengan presiden, menurutnya upaya mencapai perdamaian ini membutuhkan proses panjang. “Proses perdamaian itu butuh waktu dan tidak instan. Setidaknya proses ini sedang berlangsung sekarang.”

Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menkopolhukam Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agaam Lukman Hakim Saifuddin, Mensesneg Pratikno dan Ketua Majelis Ulama Indonesia KH. Ma'ruf Amin adalah sebagian pejabat yang ikut menghadiri konferensi yang diperkirakan akan berlangsung hingga Jum'at sore. [em]