Presiden Joko Widodo dijadwalkan mengadakan kunjungan kenegaraan ke Australia pada 6-8 November 2016. Ini merupakan kunjungan balasan setelah perdana menteri Australia melawat ke Indonesia November tahun lalu.
Dalam jumpa pers mingguan di kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (3/11), Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri Edi Yusup menjelaskan dalam kunjungan balasan itu, Presiden Joko Widodo akan didampingi oleh sejumlah anggota kabinet, termasuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.
Selain bertemu dengan Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Presiden Joko Widodo direncanakan akan mengadakan pertemuan dengan pemimpin oposisi, gubernur jenderal, dan menyampaikan sambutan di gedung parlemen Australia. Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pengusaha papan atas di negara Kanguru itu.
Edi Yusup mengatakan salah satu isu yang bakal dibahas dengan para pejabat Australia adalah soal penanganan terorisme dan keamanan dunia maya.
Your browser doesn’t support HTML5
“Paling menarik terkait kerja sama kontraterorisme adalah kita mengharapkan dukungan Australia terhadap pembentukan pusat deradikalisasi di Sentul. Australia diharapkan bisa memberikan bantuan terhadap rencana pembentukan pusat deradikalisasi ini. Juga akan ada kerja sama untuk peningkatan keamanan cyber,” ujar Edi Yusup.
Isu lain yang akan dibahas, menurut Edi Yusup, adalah peningkatkan hubungan dagang dan investasi serta kerja sama di bidang maritim, termasuk penanganan masalah penangkapan ikan ilegal. Isu lainnya yakni mengenai kerja sama di bidang pendidikan karena Indonesia juga menjadi salah satu tujuan favorit pelajar Australia yang ingin melanjutkan studi di luar negeri.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan kerja sama soal terorisme antara Indonesia dan Australia sudah berlangsung lama. Salah satu tempat yang akan dikunjungi Presiden Joko Widodo di Australia adalah markas Kepolisian Federal Australia (AFP).
“Isu mengenai memerangi terorisme, ekstremisme, dan radikalisme merupakan kepentingan banyak negara, tanpa terkecuali Indonesia dan Australia. Jadi kita memiliki kerja sama serupa dengan negara lainnya, mungkin tidak seintensif dengan Australia,” ujar Armanatha Nasir.
Soal rencana demonstrasi besar-besaran Jumat pekan ini, Arrmanatha menerangkan kunjungan Presiden Joko Widodo ini sudah lama dirancang. Arrmanatha berharap unjuk rasa besok berlangsung aman sehingga tidak mengganggu jadwal lawatan Presiden Joko Widodo ke Australia.
Dalam pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Jakarta minggu lalu, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menjelaskan mereka membahas mengenai bagaimana menangani para jihadis dari kedua negara yang kembali dari Suriah dan Irak.