Menteri luar negeri Turki mengatakan jumlah warga Suriah yang masuk ke Turki telah membengkak menjadi 2.400, sementara Turki kini mendirikan perkemahan untuk menangani krisis itu.
Ahmet Davutoglu berkomentar demikian hari Kamis ketika warga Suriah di wilayah perbatasan utara terus menyelamatkan diri di tengah kekhawatiran akan adanya pembalasan pemerintah.
Para pengungsi berusaha menyelamatkan diri dari penumpasan berminggu-minggu oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad terhadap demonstran anti-pemerintah. Sebagian mereka mengatakan kawanan bersenjata berpakaian hitam telah menembaki demonstran tanpa peringatan.
Pemerintah Suriah menuduh 'gerombolan bersenjata' di wilayah perbatasan 'membantai' 120 anggota pasukan keamanan dalam beberapa hari ini dan bertekad akan mengambil tindakan tegas. Ada laporan berbagai media hari Kamis bahwa pasukan Suriah bergerak untuk memperkuat posisi di luar kota Jisr al-Shughour, Suriah utara.
Sekalipun ada kemungkinan pembalasan militer, kantor berita Perancis AFP mengatakan para aktivis pro-demokrasi sekali lagi mengimbau protes hari Jumat guna menentang Presiden Assad.
Sementara itu, upaya-upaya diplomatik kini berlangsung di PBB. Hari Kamis Rusia mengumumkan pihaknya menentang rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk Suriah atas tindakannya terhadap demonstran anti-pemerintah.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Alexander Lukashevick mengatakan pergolakan di Suriah tidak menimbulkan ancaman bagi perdamaian atau keamanan dunia.
Jumlah Warga Suriah yang Mengungsi ke Turki Membengkak
Jumlah pengungsi Suriah di Turki menjadi 2.400, sementara Turki kini mendirikan perkemahan untuk menangani krisis itu.