Kekerasan di Suriah Berdampak pada Ekonomi Kawasan

  • Henry Ridgwell

Antrian panjang truk dari Turki menunggu untuk melintasi kota perbatasan Cilvegozu untuk masuk ke Suriah.

Penumpasan yang dilakukan Pemerintah Suriah berdampak pada perekonomian kawasan, dengan diberlakukannya sanksi-sanksi ekonomi.

Di pos perbatasan Cilvegozu di Turki, arus truk, mobil, dan orang yang datang dari Suriah membuktikan adanya kekerasan di luar wilayah perbatasan itu. Yang paling baru tiba adalah dua mobil dengan pelat nomor Saudi Arabia. Pintu-pintu dan jendela kedua mobil itu penuh lubang peluru.

Warga Turki dalam mobil itu sedang dalam perjalanan untuk kembali bekerja di Saudi Arabia ketika mereka diserang beberapa kilometer sebelum memasuki wilayah Suriah. Salah seorang pengemudi, Nesim Zeytinci menceritakan apa yang terjadi.

Ia mengatakan, “Kami sedang berkendaraan di Suriah. Sewaktu kami melewati jembatan, kami diserang oleh beberapa lelaki bersenjata, tetapi kami tidak tahu siapa mereka. Kami terus melaju sekitar 500 meter di bawah hujan peluru, kemudian kami masuk ke wilayah permukiman setempat dan orang-orang di sana menolong kami. Mobil ambulans datang mengangkut penumpang yang cedera ke rumah sakit.”

Sekarang ada antrian panjang truk di wilayah perbatasan Turki; para pengemudi mengatakan kadang-kadang panjangnya sampai 10 kilometer. Perusahaan-perusahaan transportasi sangat berhati-hati dalam mengangkut orang dan barang ke Suriah.

Mehmet Eski, yang seharusnya mengirim pipa-pipa pengeboran ke Dubai, mengatakan, “Tidak ada pengamanan dan informasi terakhir yang kami dapat adalah di perbatasan Suriah mereka tidak memberi kita surat jalan. Kami menunggu beberapa hari di sini untuk mendapat visa dari Saudi Arabia. Setelah akhirnya dapat, kami tidak bisa pergi karena tidak ada pengamanan di Suriah. ‘Tadi malam dalam berita,’ ujarnya, “Menteri Luar Negeri dan Gubernur Antakya mengingatkan warga agar tidak pergi ke Suriah kecuali memang sangat perlu.”

Perusahaan transportasi tempat Ekki bekerja memutuskan untuk memgirim barang itu lewat Irak, rute yang jauh lebih panjang dan bukannya tanpa bahaya.

Tetapi, bukan hanya kekerasan yang berdampak pada perdagangan.

Turki telah memberlakukan sanksi ekonomi dan melarang perjalanan ke Suriah. Amerika dan Uni Eropa memperketat sanksi-sanksi ekonomi atas bank-bank dan perusahaan-perusahaan minyak Suriah.

Tetapi masalahnya adalah apakah sanksi-sanksi itu efektif, ujar analis politik Shashank Joshi dari Royal United Services Institute yang berkantor di London.

Ia mengatakan, “Jika Liga Arab memberlakukan sanksi-sanksi keras, dengan dukungan PBB atau tidak, apakah sanksi-sanksi itu bisa diawasi. Kami tahu perbatasan Suriah dengan Turki, Lebanon, Jordania, dan Irak panjang dan keropos, sangat sulit mengawasi pemberlakuan sanksi-sanksi. Seperti yang kita lihat dalam dasawarsa 1990-an dengan Irak, apakah embargo atau pembatasan perdagangan benar-benar efektif, apakah kita bisa menghentikan barang yang masuk dan keluar Suriah?”

Efektif atau tidak, ujar Joshi, sanksi-sanksi adalah pilihan untuk terus melakukan tekanan internasional terhadap Pemerintah Suriah.