Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengancam akan melanjutkan kembali uji coba rudal dan nuklir jarak jauh. Kim juga memperingatkan akan ada tindakan "mengejutkan" yang tidak diperincinya lebih jauh, jika Amerika tidak memperlunak sikapnya dalam pembicaraan nuklir. Tetapi Kim tidak secara resmi meninggalkan perundingan.
Dalam komentar tahunannya pada Tahun Baru, Kim Jong Un mengumumkan tidak lagi terikat oleh moratorium yang diberlakukannya sendiri mengenai uji coba nuklir atau rudal jarak jauh.
Pengumuman itu merupakan indikasi paling jelas bahwa Korea Utara akan segera melanjutkan kembali kegiatan provokasinya.
BACA JUGA: Kim Jong Un Siap Tunjukkan Senjata Strategis Baru pada DuniaNamun, meskipun pidato Kim penuh dengan ancaman, sebagian besar disampaikan disertai petunjuk yang mengindikasikan Korea Utara masih terbuka untuk berbicara.
Kim ingin Amerika melonggarkan sanksi-sanksi. Ia juga ingin latihan militer gabungan Amerika dengan Korea Selatan diakhiri secara resmi dan tidak ada lagi penjualan senjata canggih antara kedua negara.
Berbicara hari Selasa (31/12) malam, Trump tampaknya tidak membesar-besarkan keseriusan ancaman Kim dengan mengatakan hubungannya dengan Kim tetap "sangat baik."
"Tetapi ia menandatangani perjanjian. Ia menandatangani perjanjian mengenai denuklirisasi. Dan yang ditandatangani itu pesan utamanya: denuklirisasi. Itu dilakukan di Singapura. Menurut saya ia adalah orang yang menepati janji," ujarnya.
Trump sebelumnya mengatakan pemimpin Korea Utara itu secara pribadi berjanji untuk tidak melanjutkan uji coba misil balistik antar benua (ICBM) atau uji coba nuklir, meskipun kedua pemimpin tidak pernah meresmikan perjanjian itu.
Pada pertemuan puncak pertama mereka Juni 2018, Trump dan Kim sepakat untuk bekerja sama menuju "denuklirisasi sepenuhnya Semenanjung Korea." Sejak itu, kedua belah pihak belum bisa menyepakati apa arti ungkapan itu atau bagaimana mulai bekerja sama ke arah itu.
Trump sebelumnya mengatakan dokumen itu berarti Korea Utara setuju untuk melepaskan senjata nuklirnya. Korea Utara tidak setuju.
Dalam komentarnya pada hari Rabu (1/1), Kim mengatakan Korea Utara akan terus mengembangkan "penangkal nuklir yang kuat," dan memperingatkan "tindakan yang mengejutkan."
Berdasarkan beberapa perkiraan, sejak KTT Singapura, Korea Utara telah menambahkan bahan nuklir yang cukup untuk 10 bom tambahan. (my/jm)