Korut: 'Kampanye Perdamaian' dengan AS, Korsel Tunjukkan Kekuatan

Dua orang yang mirip Kim Jong Un dan Donald Trump tampak berbincang pada penutupan Olimpiade musim dingin di Pyeongchang, Korea Selatan 25 Februari lalu (foto: ilustrasi).

Korea Utara menyatakan bahwa "kampanye perdamaian" barunya dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan adalah karena kekuatan nasional, bukan tekanan sanksi ekonomi internasional yang bertujuan untuk mengakhiri uji coba nuklir dan rudal Pyongyang.

Komentar televisi pemerintah Selasa malam itu tidak menyinggung pertemuan puncak yang tertunda dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat, termasuk pertemuan tatap muka dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada akhir Mei yang telah disetujui Presiden AS Donald Trump. Tapi komentar itu adalah rujukan pertama tentang mencairnya hubungan diplomatik antara Pyongyang dan Washington dan Seoul.

Perempuan yang membaca komentar itu mengatakan ada "suasana rekonsiliasi yang dramatis" dengan Selatan dan "tanda perubahan" dengan Amerika Serikat.

Dia mengatakan tawaran Pyongyang kepada Washington dan Seoul berasal dari kekuatan posisi, bukan dari kelemahan.

"Tawaran dialog perdamaian" dari pemerintah Korea Utara, katanya, "adalah ekspresi kepercayaan diri karena telah memperoleh semua yang diinginkan."

Komentar itu menyerang lawan militer di Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang yang mempertanyakan apakah pembicaraan itu harus diadakan. [as]