Salah satu langkahnya adalah dengan mengurangi jumlah personel diplomatik Indonesia di Canberra dan meminta Australia melakukan hal yang sama di Jakarta.
JAKARTA —
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan Indonesia menurunkan (downgrading) hubungan-hubungan dengan pemerintah Australia menyusul dugaan-dugaan bahwa badan-badan intelijen negara itu mencoba menyadap telepon-telepon Presiden dan orang-orang terdekatnya.
“Seperti keran, kita akan menutup wilayah-wilayah kerja sama satu per satu,” ujar Marty pada Selasa malam (19/11).
“Kita akan mengkaji ulang hubungan Australia-Indonesia secara umum... untuk menjamin segala sesuatunya tidak berjalan seperti biasa (business as usial), tidak seperti sebelumnya,” tambahnya.
Marty tidak menjelaskan lebih jauh, namun seorang sumber Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengurangi jumlah personel diplomatik Indonesia di Canberra dan meminta Australia melakukan hal yang sama di Jakarta.
Indonesia sudah menarik Duta Besar Indonesia di Australia, Nadjib Riphat Kesoema, yang pada Rabu bertemu dengan Presiden Yudhoyono di Jakarta.
Australian Broadcasting Corporation, yang menayangkan berita mata-mata tersebut, juga memberitakan bahwa Presiden Yudhoyono bertemu pada Selasa malam dengan sedikitnya tiga menteri kabinet yang merupakan kunci bagi kepentingan-kepentingan Australia.
Dokumen-dokumen yang dibocorkan buronan intelijen AS Edward Snowden kepada media Australia menunjukkan bahwa para mata-mata Australia menyasar telepon-telepon presiden, istrinya dan menteri-menteri.
Pemerintah Indonesia bereaksi keras atas hal ini namun Perdana Menteri Tony Abbott sejauh ini menolak memnita maaf, yang membuat pihak Jakarta semakin berang.
Presiden Yudhoyono pada Selasa melancarkan serangkaian tweet bernada marah mengenai dugaan penyadapan tersebut, dengan mengatakan hal itu merusak hubungan Australia dan Indonesia, dan ia menyayangkan kurangnya rasa penyesalan dari pihak Abbott.
PM Abbott pada Rabu mengatakan pada Parlemen Australia bahwa ia akan melakukan segalanya yang ia bisa untuk memperbaiki hubungan-hubungan dengan Indonesia yang dirusak oleh dugaan penyadapan telepon tersebut.
Namun ia menambahkan bahwa ia tidak ingin bereaksi berlebihan saat ini menanggapi kemarahan Indonesia atas isu ini.
Para analis menggambarkan kemarahan tersebut sebagai titik terendah dalam hubungan bilateral yang selalu bergejolak sejak 1999, saat Australia memimpin pasukan militer PBB ke Timor Timur menyusul referendum kemerdekaan yang berdarah. Saat itu, Indonesia menghapus traktat keamanan berusia empat tahun dengan Australia. Traktat baru telah ditandatangani.
Menteri Agama Suryadharma Ali telah menjadi pejabat pemerintah pertama yang diketahui membatalkan kunjungannya ke Australia karena situasi saat ini, menurut seorang akademisi Australia, Rabu. Suryadharma seharusnya berada di Melbourne pekan depan untuk berbicara dalam seminar mengenai keragaman agama. (AFP/AP)
“Seperti keran, kita akan menutup wilayah-wilayah kerja sama satu per satu,” ujar Marty pada Selasa malam (19/11).
“Kita akan mengkaji ulang hubungan Australia-Indonesia secara umum... untuk menjamin segala sesuatunya tidak berjalan seperti biasa (business as usial), tidak seperti sebelumnya,” tambahnya.
Marty tidak menjelaskan lebih jauh, namun seorang sumber Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengurangi jumlah personel diplomatik Indonesia di Canberra dan meminta Australia melakukan hal yang sama di Jakarta.
Indonesia sudah menarik Duta Besar Indonesia di Australia, Nadjib Riphat Kesoema, yang pada Rabu bertemu dengan Presiden Yudhoyono di Jakarta.
Australian Broadcasting Corporation, yang menayangkan berita mata-mata tersebut, juga memberitakan bahwa Presiden Yudhoyono bertemu pada Selasa malam dengan sedikitnya tiga menteri kabinet yang merupakan kunci bagi kepentingan-kepentingan Australia.
Dokumen-dokumen yang dibocorkan buronan intelijen AS Edward Snowden kepada media Australia menunjukkan bahwa para mata-mata Australia menyasar telepon-telepon presiden, istrinya dan menteri-menteri.
Pemerintah Indonesia bereaksi keras atas hal ini namun Perdana Menteri Tony Abbott sejauh ini menolak memnita maaf, yang membuat pihak Jakarta semakin berang.
Presiden Yudhoyono pada Selasa melancarkan serangkaian tweet bernada marah mengenai dugaan penyadapan tersebut, dengan mengatakan hal itu merusak hubungan Australia dan Indonesia, dan ia menyayangkan kurangnya rasa penyesalan dari pihak Abbott.
PM Abbott pada Rabu mengatakan pada Parlemen Australia bahwa ia akan melakukan segalanya yang ia bisa untuk memperbaiki hubungan-hubungan dengan Indonesia yang dirusak oleh dugaan penyadapan telepon tersebut.
Namun ia menambahkan bahwa ia tidak ingin bereaksi berlebihan saat ini menanggapi kemarahan Indonesia atas isu ini.
Para analis menggambarkan kemarahan tersebut sebagai titik terendah dalam hubungan bilateral yang selalu bergejolak sejak 1999, saat Australia memimpin pasukan militer PBB ke Timor Timur menyusul referendum kemerdekaan yang berdarah. Saat itu, Indonesia menghapus traktat keamanan berusia empat tahun dengan Australia. Traktat baru telah ditandatangani.
Menteri Agama Suryadharma Ali telah menjadi pejabat pemerintah pertama yang diketahui membatalkan kunjungannya ke Australia karena situasi saat ini, menurut seorang akademisi Australia, Rabu. Suryadharma seharusnya berada di Melbourne pekan depan untuk berbicara dalam seminar mengenai keragaman agama. (AFP/AP)