Komandan pasukan Amerika di Irak menyatakan Iran mendorong instabilitas di negara tetangganya, Irak, dengan mendanai dan melatih kelompok-kelompok ekstremis Syiah di negara itu.
Jenderal Ray Odierno menyatakan kepada CNN hari Minggu bahwa Iran tidak ingin Irak menjadi negara demokratis yang kuat. Menurutnya, Iran lebih suka melihat Irak menjadi suatu lembaga pemerintahan yang lemah.
Odierno juga menyatakan akan merupakan kegagalan total bagi pasukan keamanan Irak apabila Amerika memulai kembali operasi tempurnya di sana. Odierno mengatakan pasukan Irak telah bekerja dengan baik selama ini sehingga menurutnya mereka tidak mungkin gagal.
Sementara itu, militer Amerika menyatakan seorang tentara Amerika tewas di provinsi Basra, Irak Selatan, hari Minggu.
Tentara itu adalah korban tewas pertama di kalangan pasukan Amerika di Irak sejak brigade tempur terakhir Amerika meninggalkan negara itu hari Kamis lalu.
Unit-unit tempur yang lebih kecil masih berada di Irak, tetapi dijadwalkan akan meninggalkan negara itu akhir bulan ini.