Para aktivis Mesir menyerukan diadakannya aksi protes besar-besaran hari Selasa untuk menuntut kepada penguasa militer negara itu agar menyerahkan kekuasaan kepada pihak berwenang sipil, sementara ketidakpastian meningkat mengenai pemilihan parlemen yang akan dimulai pekan depan.
Demonstrasi itu diperkirakan akan menjadi demonstrasi terbesar sejak ratusan ribu warga Mesir turun ke jalan-jalan bulan Februari untuk memaksa mantan presiden Hosni Mubarak melepaskan kekuasaan dalam revolusi yang mengguncang dunia Arab.
Dalam pesan di situs jaringan sosial Facebook koalisi organisasi pemuda revolusi menuntut pengunduran diri segera Kabinet Perdana Menteri Essam Sharaf, dan pembentukan pemerintah persatuan nasional. Kabinet tersebut hari Senin menawarkan diri untuk mundur tetapi akan tetap melaksanakan tugas-tugasnya sampai dewan militer memutuskan apakah akan menerima pengunduran diri itu.
Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan paling sedikit 26 demonstran telah tewas dalam bentrokan yang semakin brutal antara demonstran dan pasukan keamanan, termasuk dua demonstran yang tewas Selasa pagi di kota pelabuhan Ismailiya di pinggir Laut Merah. Sumber-sumber medis di Kairo mengatakan sedikitnya 10 pasien meninggal akibat luka tembak yang mereka alami dalam demonstrasi itu.