Para Pemimpin Dunia Kecam Korut

AS, PBB, Jepang dan Tiongkok mengecam Korea Utara atas peristiwa tenggelamnya kapal perang Cheonan Korea Selatan.

Para pemimpin dunia memberikan dukungan mereka kepada Korea Selatan setelah laporannya menuduh Korea Utara secara sengaja menenggelamkan sebuah kapal perang Korsel bulan Maret.

Amerika memperingatkan Korea Utara bahwa “akan ada konsekuensi" terhadap penenggelaman kapal perang Korea Selatan. Peringatan itu disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri P.J. Crowley yang memberitahu para wartawan bahwa tindakan Korea Utara itu merupakan “provokasi serius" dan tidak akan ditoleransi.

Gedung Putih juga menyatakan insiden mematikan itu sebagai sebuah agresi yang menantang perdamaian internasional dan melanggar perjanjian gencatan senjata tahun 1953, yang mengakhiri tiga tahun Perang Korea. Para pejabat tinggi militer Amerika mengatakan terserah Korea Selatan untuk memutuskan tindakan terbaik selanjutnya.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendapati hasil penyelidikan Korea Selatan sebagai sangat menggusarkan. Ban adalah seorang mantan menteri luar negeri Korsel.

Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mengatakan tindakan Korea Utara tidak dapat dimaafkan, sementara Sekretaris Kabinet Hirofumi Hirano mengatakan kepada wartawan hari Kamis bahwa hal tersebut akan mempersulit usaha untuk melanjutkan perundingan enam pihak yang macet mengenai program nuklir Korea Utara.

Tetapi, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu dalam jumpa pers di Beijing mendesak kedua Korea agar menahan diri.

Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Cui Tiankai mengatakan kepada wartawan, penenggelaman kapal Cheonan itu patut disayangkan. Tiongkok adalah tuan rumah pembicaraan nuklir enam pihak yang merundingkan pelucutan senjata nuklir Korut.

Sementara itu, Korea Utara berusaha menangkis kritik yang semakin berkembang setelah tim peneliti internasional menuduh negara itu menenggelamkan kapal perang Korea Selatan.

Para pejabat Korea Utara menolak temuan tim itu hari Kamis dan menyebut laporan itu “rekayasa” dan sebuah “lelucon." Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara juga mengancam akan menanggapi segala kemungkinan balas dendam dengan "perang habis-habisan."

Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak mengatakan Seoul akan mengambil "tindakan balasan yang tegas." Namun, Presiden Myung-bak tidak memberikan rincian lebih lanjut maksud dari pernyataannya itu.