Presiden Jokowi: Pasar Tradisional Perlu Dikelola dengan Sistem Modern dan Transparan

  • Yudha Satriawan

Presiden Jokowi saat meresmikan Pasar Klewer Solo (foto: Yudha Satriawan/VOA)

Pemerintah menyebutkan retribusi konvensional pasar tradisional di Indonesia rawan penyelewengan. Presiden Jokowi mengungkapkan pasar tradisional perlu dikelola dengan sistem modern dan transparan.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan pasar tradisional jangan kalah dengan pusat perbelanjaan atau mall. Presiden Jokowi menegaskan pemerintah terus melakukan revitalisasi bangunan dan fasilitas pasar tradisional di Indonesia. Ketika meresmikan salah satu pasar tradisional di Solo, Pasar Klewer, Jumat (21/4), Presiden Jokowi mengatakan perlunya pasar tradisional dikelola secara modern.

Your browser doesn’t support HTML5

Untuk meminimalisir potensi penyelewengan retribusi, Presiden menyatakan pasar tradisional perlu dikeola secara modern

“Revitalisasi pasar tradisional memang terus kita lakukan, tidak hanya di Solo ini saja, tetapi juga di Papua, di Aceh, dan juga ada beberapa di Jawa Tengah. Pasar tradisional tersebut sebelumnya mengalami kebakaran. Pasar tradisional tidak boleh kalah dengan mall atau pusat perbelanjaan modern, harus menjadi pasar tradisional yang modern, aman, pelanggan atau pembeli datang tidak ada yang kecopetan, pedaganganya tertib, nyaman, pembeli bisa tawar-menawar dengan pedagang karena ini ciri khas pasar tradisional. Keramahan pedagang juga menjadi penentu, kualitas produk yang dijual, dan harga yang terjangkau. Manajemen pasar tradisional harus diperbaiki, semuanya diatur, ditata, semua dikelola dengan baik dan profesional,” ujar Presiden Joko Widodo.

Revitalisasi pasar tradisional menjadi sorotan pemerintah. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, di sela-sela waktu mendampingi Presiden Jokowi di Solo, menyatakan pasar tradisional di daerah rawan penyelewengan retribusi, dan sering mengalami kebakaran karena minim fasilitas. Menurut Enggartiasto, sistem retribusi elektronik akan mengantisipasi penyelewengan karena lebih transparan.

Pasar Klewer Solo menjadi salah satu pasar tradisional di Solo yang menggunakan sistem retribusi elektronik mulai awal bulan depan. Retribusi elektronik ini berupa setiap pedagang pasar tradisional akan diberi kartu dari Bank. Kartu ini sudah berisi uang yang disetorkan pedagang ke rekening bank yang dimilikinya setiap bulan. Pedagang tinggal menggesekkan kartu tersebut di mesin bank yang disiapkan di lokasi pasar setiap akan berjualan. Data akan masuk secara otomatis ke mesin dan nominal retribusi terpotong dari saldo rekening pedagang, tidak lagi mengunakan karcis maupun didatangi oleh petugas penarik retribusi.

Walikota Solo, Hadi Rudyatmo, mendukung penuh pemakaian sistem retribusi elektronik pada pasar tradisional.

“Seperti pasar tradisional lain, pasar Klewer ini tetap pakai e-retribusi. Jadi pedagang masuk, jualan di kios, awal Mei kita mulai tarik retribusi. Bentuknya tidak lagi pungutan tunai, tapi lewat rekening, kartu pedagang dari Bank yang ditunjuk pemerintah. Alat atau mesinnya sudah kita siapkan,” ujar Hadi Rudyatmo.

Pendapatan Asli Daerah atau PAD dari sektor retribusi 44 pasar tradisional di Solo per tahun mencapai 20 milyar rupiah. Angka ini sempat turun 3 milyar rupiah karena Pasar Klewer mengalami kebakaran tahun 2014. Kini pasar itu sudah selesai dibangun dengan anggaran 200 Milyar rupiah dan siap digunakan oleh hampir 3 ribu pedagang. Bangunan pasar 4 lantai ini mengunakan fasilitas lift dan eskalator serta penyediaan mesin retribusi elektronik bagi para pedagang. [ys/lt]